Penulis punya satu analogi kecil tapi cukup menggugah: Perempuan itu seperti musim. Ya, musim dalam tubuh dan jiwanya sendiri. Dan ini bukan hanya metafora puitis, tapi realitas biologis sekaligus spiritual. Siklus tubuh perempuan berputar seperti rotasi bumi di negara-negara lintang utara—yang mengalami empat musim dalam setahun. Di sana, tiap musim memiliki karakter yang kuat dan jelas: kadang badai, kadang mekar, kadang sepi, kadang matang. Demikian pula tubuh perempuan, yang tiap bulannya berputar melalui fase PMS, menstruasi, masa subur, dan fase pasca-subur. Mari kita lihat satu per satu, sambil membayangkan: bagaimana kalau tubuhmu adalah cuaca, dan jiwamu adalah langit luas?
![]() |
Hanya sebuah ilustrasi |
🌧️ 1. Masa PMS: Seperti
Awal Musim Gugur
🌀 Musim gugur di dalam tubuh, di mana yang tua harus
gugur agar yang baru bisa tumbuh.
Bayangkan akhir September
di Kanada atau Jepang. Daun-daun mulai menguning, angin jadi lebih tajam, dan
langit sering mendung. Begitu pula fase PMS (Pra-Menstruasi). Tubuh
sedang dalam proses transisi menuju "musim pembersihan". Hormon
progesteron mendominasi, menyebabkan mood swings, kembung, jerawat, dan
perasaan emosional.
PMS merupakan masa badai kecil di
dalam diri. Perempuan bisa merasa lelah secara emosional, mudah tersinggung,
bahkan menangis tanpa sebab. Tapi seperti hujan awal Oktober, fase ini penting
untuk menyiapkan "tanah hati" agar bersih dari yang tak perlu. Emosi
naik-turun, kadang pengen marah tanpa sebab, sensitif tingkat dewa. Kenapa?
Karena tubuh sedang mempersiapkan untuk proses pembersihan. Hormon estrogen dan
progesteron mulai menurun drastis, dan itu memengaruhi mood secara langsung
(Mayo Clinic, 2020).Saat ini, perempuan butuh lebih banyak pengertian, bukan
dihakimi karena "baperan". PMS bukan kelemahan, tapi sinyal tubuh
bahwa ia sedang dalam fase transisi penting.
💧 2. Masa Menstruasi:
Seperti Musim Dingin
🧣 Seperti salju yang menutupi bumi, darah menstruasi
membawa jeda dan keheningan yang menyucikan.
Saat darah luruh, tubuh
perempuan memasuki musim dingin versi biologisnya.
Di Swedia atau Finlandia, musim dingin adalah masa tenang, kontemplatif, dan
penuh keheningan. Alam beristirahat, dan manusia pun lebih banyak di dalam
rumah. Begitu pula saat menstruasi. Rahim beristirahat. Tubuh meminta
kehangatan, ketenangan, dan perlindungan. Wajah mungkin terlihat lebih pucat,
energi menurun, dan ketertarikan seksual pun biasanya memudar.Ini mekanisme
alamiah—agar tubuh tidak dipaksa melakukan aktivitas berat, termasuk hubungan
seksual yang secara medis memang berisiko saat haid.
Menstruasi adalah masa
pembersihan—secara biologis dan energetik. Darah haid bukan sekadar “sampah
tubuh”, tapi bagian dari sistem yang sangat canggih untuk menjaga kesehatan
rahim dan reproduksi. Seluruh lapisan endometrium luruh untuk disiapkan kembali
di siklus berikutnya. Secara visual dan energi, perempuan dalam fase ini
cenderung lebih diam, lelah, dan sensitif. Ini sebenarnya mekanisme
perlindungan alami, agar tubuh diberi waktu istirahat dan tidak melakukan
hubungan seksual, karena secara medis, berhubungan saat menstruasi meningkatkan
risiko infeksi (Cleveland Clinic, 2022).
Tubuh punya caranya sendiri
untuk berkata, “Tunggu sebentar, aku sedang bersih-bersih.”
🌸 3. Masa Subur: Seperti
Musim Semi
🌼 Musim semi dalam tubuh, saat setiap senyum bisa menumbuhkan benih kehidupan.
Musim semi di Paris? Indah, penuh bunga, penuh gairah hidup. Alam seperti berkata, "Ayo hidup lagi!" Demikian pula tubuh perempuan saat masa subur. Ini adalah ovulasi, saat telur matang dilepaskan, hormon estrogen dan LH melonjak, dan wajah pun tampak berseri.
Secara ilmiah, perempuan
terlihat lebih menarik secara visual, suara jadi lebih lembut, dan sikap
jadi lebih genit—semua sebagai kode alamiah untuk sinyal kesuburan.
Bukan dibuat-buat. Ini adalah musim ketika tubuh membuka kemungkinan baru:
hidup yang mungkin hadir dalam rahim.
Welcome to spring!
masa subur adalah di mana perempuan
tampak lebih bercahaya, lebih atraktif, lebih ingin “bermain”. Genit, centil,
manja—kadang tanpa sadar. Kenapa? Karena tubuh sedang berada di puncak kesiapan
untuk bereproduksi. Hormon estrogen dan luteinizing hormone (LH) meningkat
tajam. Bahkan penelitian menunjukkan bahwa perempuan cenderung terlihat lebih
menarik di masa subur (Miller, G. et al., 2007).
Bukan soal nafsu semata,
tapi evolusi bekerja di balik senyum manismu. Menariknya, banyak perempuan
merasa paling percaya diri, seksi, dan aktif di fase ini.
🍂 4. Masa Pasca Subur:
Seperti Musim Panen
🌾 Musim panen di tubuh perempuan: matang, bijaksana,
dan penuh kekuatan batin.
Jika musim semi penuh
gairah, maka musim ini—pasca ovulasi—adalah masa untuk menuai dan
merencanakan. Seperti bulan-bulan panen di Eropa Timur, tubuh mulai kembali
tenang, hormon progesteron mulai naik, dan energi jadi lebih stabil. Ini masa
paling rasional. Tubuh perempuan bisa fokus, membuat keputusan penting, dan
menyelesaikan banyak hal dengan efektif. Dan untuk perempuan yang memasuki
menopause, ini menjadi musim permanen mereka: stabil, tenang, tak lagi dikejar
agenda biologis bulanan.
Inilah masa yang paling
stabil. Hormon mulai seimbang, logika dan emosi kembali beriringan. Inilah
saatnya mengambil keputusan besar, menyusun rencana, atau berbicara serius. Perempuan
pada masa ini sering menunjukkan kejelasan mental dan daya analisis tinggi. Bagi
perempuan yang telah memasuki menopause, inilah musim permanen mereka. Fase dimana mereka tak lagi sibuk dengan naik-turunnya hormon, dan justru menemukan
kedamaian serta kekuatan spiritual baru. Northrup, Christiane. (2010).
Lucunya, banyak perempuan
merasa lebih sejahtera di masa menopause. Salah satu sebabnya? Mereka tidak
lagi sibuk melayani “anak besar” alias suaminya sendiri. Banyak pria memperlakukan
istri layaknya ibunya sendiri—minta dimengerti, diladeni, dan dirawat terus.
🌍 Musim Tubuh &
Keseimbangan Semesta
Sama seperti bumi butuh
keempat musim untuk tetap hidup, tubuh perempuan butuh semua fase itu untuk
tetap sehat. Kalau satu musim rusak atau tak teratur—misalnya menstruasi
tidak datang, PMS terlalu ekstrem, atau ovulasi terganggu—maka sistem tubuh dan
jiwa pun ikut terguncang.
Maka, ladies,
sudahkah kamu mengenali musim-musim dalam tubuhmu? Kalau musimmu kacau, jangan
abaikan. Itu bisa jadi pertanda tubuh sedang tak selaras. Dan kamu bisa bantu
tubuhmu kembali ke siklusnya—dengan istirahat, makanan sehat, cinta yang baik,
dan jika perlu, bantuan medis atau terapi psikis. Karena tubuh perempuan adalah
cuaca dan bumi sekaligus, dengan mengenal musim-musimnya, adalah bentuk tertinggi
dari spiritualitas dan self-love.
📝 Referensi
- Northrup,
C. (2010). The Wisdom of Menopause.
- Cleveland
Clinic. (2022). Menstrual Cycle Phases.
- Miller,
G. et al. (2007). Ovulatory Effects on Behavior and Appearance.
- Clancy,
K.B.H. (2021). Menstruation as a Biomarker for Health. The
Lancet.
- Cleveland
Clinic. (2022). Is It Safe to Have Sex During Your Period?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar