My Story Beneath of Hidden Treasure

Post Top Ad

Kamis, 10 April 2025

Perempuan dan Empat Musim Tubuhnya


Penulis punya satu analogi kecil tapi cukup menggugah: Perempuan itu seperti musim. Ya, musim dalam tubuh dan jiwanya sendiri. Dan ini bukan hanya metafora puitis, tapi realitas biologis sekaligus spiritualSiklus tubuh perempuan berputar seperti rotasi bumi di negara-negara lintang utara—yang mengalami empat musim dalam setahun. Di sana, tiap musim memiliki karakter yang kuat dan jelas: kadang badai, kadang mekar, kadang sepi, kadang matang. Demikian pula tubuh perempuan, yang tiap bulannya berputar melalui fase PMS, menstruasi, masa subur, dan fase pasca-subur. Mari kita lihat satu per satu, sambil membayangkan: bagaimana kalau tubuhmu adalah cuaca, dan jiwamu adalah langit luas?

 

Hanya sebuah ilustrasi


🌧️ 1. Masa PMS: Seperti Awal Musim Gugur

🌀 Musim gugur di dalam tubuh, di mana yang tua harus gugur agar yang baru bisa tumbuh.

Bayangkan akhir September di Kanada atau Jepang. Daun-daun mulai menguning, angin jadi lebih tajam, dan langit sering mendung. Begitu pula fase PMS (Pra-Menstruasi). Tubuh sedang dalam proses transisi menuju "musim pembersihan". Hormon progesteron mendominasi, menyebabkan mood swings, kembung, jerawat, dan perasaan emosional.


PMS merupakan masa badai kecil di dalam diri. Perempuan bisa merasa lelah secara emosional, mudah tersinggung, bahkan menangis tanpa sebab. Tapi seperti hujan awal Oktober, fase ini penting untuk menyiapkan "tanah hati" agar bersih dari yang tak perlu. Emosi naik-turun, kadang pengen marah tanpa sebab, sensitif tingkat dewa. Kenapa? Karena tubuh sedang mempersiapkan untuk proses pembersihan. Hormon estrogen dan progesteron mulai menurun drastis, dan itu memengaruhi mood secara langsung (Mayo Clinic, 2020).Saat ini, perempuan butuh lebih banyak pengertian, bukan dihakimi karena "baperan". PMS bukan kelemahan, tapi sinyal tubuh bahwa ia sedang dalam fase transisi penting.


💧 2. Masa Menstruasi: Seperti Musim Dingin

🧣 Seperti salju yang menutupi bumi, darah menstruasi membawa jeda dan keheningan yang menyucikan.


Saat darah luruh, tubuh perempuan memasuki musim dingin versi biologisnya.
Di Swedia atau Finlandia, musim dingin adalah masa tenang, kontemplatif, dan penuh keheningan. Alam beristirahat, dan manusia pun lebih banyak di dalam rumah. Begitu pula saat menstruasi. Rahim beristirahat. Tubuh meminta kehangatan, ketenangan, dan perlindungan. Wajah mungkin terlihat lebih pucat, energi menurun, dan ketertarikan seksual pun biasanya memudar.Ini mekanisme alamiah—agar tubuh tidak dipaksa melakukan aktivitas berat, termasuk hubungan seksual yang secara medis memang berisiko saat haid.


Menstruasi adalah masa pembersihan—secara biologis dan energetik. Darah haid bukan sekadar “sampah tubuh”, tapi bagian dari sistem yang sangat canggih untuk menjaga kesehatan rahim dan reproduksi. Seluruh lapisan endometrium luruh untuk disiapkan kembali di siklus berikutnya. Secara visual dan energi, perempuan dalam fase ini cenderung lebih diam, lelah, dan sensitif. Ini sebenarnya mekanisme perlindungan alami, agar tubuh diberi waktu istirahat dan tidak melakukan hubungan seksual, karena secara medis, berhubungan saat menstruasi meningkatkan risiko infeksi (Cleveland Clinic, 2022).

Tubuh punya caranya sendiri untuk berkata, “Tunggu sebentar, aku sedang bersih-bersih.”

 

🌸 3. Masa Subur: Seperti Musim Semi

🌼 Musim semi dalam tubuh, saat setiap senyum bisa menumbuhkan benih kehidupan.

Musim semi di Paris? Indah, penuh bunga, penuh gairah hidup. Alam seperti berkata, "Ayo hidup lagi!" Demikian pula tubuh perempuan saat masa subur. Ini adalah ovulasi, saat telur matang dilepaskan, hormon estrogen dan LH melonjak, dan wajah pun tampak berseri.

Secara ilmiah, perempuan terlihat lebih menarik secara visual, suara jadi lebih lembut, dan sikap jadi lebih genit—semua sebagai kode alamiah untuk sinyal kesuburan.
Bukan dibuat-buat. Ini adalah musim ketika tubuh membuka kemungkinan baru: hidup yang mungkin hadir dalam rahim.

Welcome to spring!

masa subur adalah di mana perempuan tampak lebih bercahaya, lebih atraktif, lebih ingin “bermain”. Genit, centil, manja—kadang tanpa sadar. Kenapa? Karena tubuh sedang berada di puncak kesiapan untuk bereproduksi. Hormon estrogen dan luteinizing hormone (LH) meningkat tajam. Bahkan penelitian menunjukkan bahwa perempuan cenderung terlihat lebih menarik di masa subur (Miller, G. et al., 2007).

Bukan soal nafsu semata, tapi evolusi bekerja di balik senyum manismu. Menariknya, banyak perempuan merasa paling percaya diri, seksi, dan aktif di fase ini.


 

🍂 4. Masa Pasca Subur: Seperti Musim Panen

🌾 Musim panen di tubuh perempuan: matang, bijaksana, dan penuh kekuatan batin.

Jika musim semi penuh gairah, maka musim ini—pasca ovulasi—adalah masa untuk menuai dan merencanakan. Seperti bulan-bulan panen di Eropa Timur, tubuh mulai kembali tenang, hormon progesteron mulai naik, dan energi jadi lebih stabil. Ini masa paling rasional. Tubuh perempuan bisa fokus, membuat keputusan penting, dan menyelesaikan banyak hal dengan efektif. Dan untuk perempuan yang memasuki menopause, ini menjadi musim permanen mereka: stabil, tenang, tak lagi dikejar agenda biologis bulanan.

Inilah masa yang paling stabil. Hormon mulai seimbang, logika dan emosi kembali beriringan. Inilah saatnya mengambil keputusan besar, menyusun rencana, atau berbicara serius. Perempuan pada masa ini sering menunjukkan kejelasan mental dan daya analisis tinggi. Bagi perempuan yang telah memasuki menopause, inilah musim permanen mereka. Fase dimana mereka tak lagi sibuk dengan naik-turunnya hormon, dan justru menemukan kedamaian serta kekuatan spiritual baru. Northrup, Christiane. (2010).

Lucunya, banyak perempuan merasa lebih sejahtera di masa menopause. Salah satu sebabnya? Mereka tidak lagi sibuk melayani “anak besar” alias suaminya sendiri. Banyak pria memperlakukan istri layaknya ibunya sendiri—minta dimengerti, diladeni, dan dirawat terus.


🌍 Musim Tubuh & Keseimbangan Semesta

Sama seperti bumi butuh keempat musim untuk tetap hidup, tubuh perempuan butuh semua fase itu untuk tetap sehat. Kalau satu musim rusak atau tak teratur—misalnya menstruasi tidak datang, PMS terlalu ekstrem, atau ovulasi terganggu—maka sistem tubuh dan jiwa pun ikut terguncang.

Maka, ladies, sudahkah kamu mengenali musim-musim dalam tubuhmu? Kalau musimmu kacau, jangan abaikan. Itu bisa jadi pertanda tubuh sedang tak selaras. Dan kamu bisa bantu tubuhmu kembali ke siklusnya—dengan istirahat, makanan sehat, cinta yang baik, dan jika perlu, bantuan medis atau terapi psikis. Karena tubuh perempuan adalah cuaca dan bumi sekaligus, dengan mengenal musim-musimnya, adalah bentuk tertinggi dari spiritualitas dan self-love.

 

 

📝 Referensi

  • Northrup, C. (2010). The Wisdom of Menopause.
  • Cleveland Clinic. (2022). Menstrual Cycle Phases.
  • Miller, G. et al. (2007). Ovulatory Effects on Behavior and Appearance.
  • Clancy, K.B.H. (2021). Menstruation as a Biomarker for Health. The Lancet.
  • Cleveland Clinic. (2022). Is It Safe to Have Sex During Your Period?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar