Dalam percakapan sehari-hari, topik usia panjang sering dikaitkan dengan pola makan sehat, olahraga, atau manajemen stres. Tapi bagaimana jika kita melihatnya dari sudut yang jarang dibahas: orientasi seksual—lebih khusus lagi, aseksualitas?
Aseksual adalah istilah bagi seseorang yang tidak
tertarik pada aktivitas seksual secara alami. Mereka bisa saja menjalin
hubungan romantis, atau tidak. Bisa hidup sendiri, atau membangun koneksi
secara emosional tanpa embel-embel ketertarikan seksual. Lalu muncul pertanyaan
menarik: apakah orang aseksual bisa hidup lebih lama?
![]() |
Ilustrasi pria-wanita aseksual |
Apa Itu Aseksual?
Aseksual adalah orientasi seksual
di mana seseorang tidak merasakan ketertarikan seksual terhadap orang
lain, meskipun bisa tetap merasakan ketertarikan romantis, emosional, atau
estetis. Aseksual bukan berarti anti cinta atau tidak mampu menjalin hubungan.
Ada spektrum dalam aseksualitas, seperti:
- Aromantik
aseksual: tidak tertarik pada hubungan romantis maupun
seksual.
- Romantik
aseksual: tertarik pada hubungan romantis, tetapi tidak
tertarik pada hubungan seksual.
- Demiseksual: hanya tertarik secara seksual setelah terbentuk ikatan emosional yang kuat. (Bogaert,2004)
Dari Laboratorium Cacing
hingga Pertanyaan tentang Manusia
Beberapa penelitian biologis pada makhluk hidup
seperti Caenorhabditis elegans—cacing mungil yang jadi primadona
eksperimen genetik—menunjukkan bahwa saat organ reproduksinya dihilangkan,
mereka hidup lebih lama. Menurut Greer et al. (2007), pengangkatan sel germline
(reproduksi) pada cacing ini dapat memperpanjang usia melalui peningkatan
aktivitas jalur insulin/IGF-1. Energi tubuh yang biasanya dipakai untuk
reproduksi dialihkan ke perbaikan sel dan pertahanan tubuh.
Fenomena serupa ditemukan juga pada beberapa spesies
semut dan lebah: pekerja yang tidak bereproduksi justru hidup lebih lama
daripada ratunya yang aktif secara seksual (Keller & Genoud, 1997). Dalam
konteks ini, reproduksi sering kali dikaitkan dengan keausan fisiologis dan
risiko yang lebih tinggi terhadap kematian dini.
Tapi bagaimana dengan manusia?
Manusia, Seksualitas, dan
Kompleksitas Hidup
Pada manusia, belum ada penelitian langsung yang
menyimpulkan bahwa orang aseksual hidup lebih panjang secara statistik.
Namun, kita bisa menengok beberapa kemungkinan menarik:
- Aseksual
cenderung tidak aktif secara seksual atau memilih hidup tanpa pasangan,
sehingga risiko terkena infeksi menular seksual cenderung lebih rendah
(CDC, 2023).
- Mereka
mungkin lebih sedikit mengalami stres akibat konflik relasi yang berkaitan
dengan ketidakcocokan seksual. Beberapa studi menunjukkan bahwa konflik
relasi dan ketidakpuasan seksual berdampak negatif terhadap kesehatan
psikologis dan fisiologis (Kiecolt-Glaser & Newton, 2001).
- Beberapa
individu aseksual melaporkan fokus yang lebih besar pada pengembangan
diri, hubungan sosial yang platonis, dan pencarian makna hidup yang
non-seksual (Bogaert, 2015).
Tentu saja, hidup bukan soal menjauhi seks saja. Ada
banyak faktor lain yang memengaruhi usia panjang—dari genetik, pola makan,
hingga akses layanan kesehatan. Tapi membuka ruang tanya soal ini bisa menjadi
refleksi menarik: bagaimana sebenarnya orientasi seksual membentuk lanskap
kesehatan dan kehidupan kita secara keseluruhan?
Antara Pilihan dan
Keberadaan
Bagi sebagian orang, menjadi aseksual bukanlah
pilihan, melainkan cara keberadaan. Dalam penelitian Bogaert (2004),
sekitar 1% populasi dewasa mengidentifikasi sebagai aseksual. Dalam dunia yang
kadang begitu terobsesi dengan seks, keberadaan mereka membawa pesan sunyi:
bahwa makna hidup tidak selalu bergantung pada hasrat seksual, dan
mungkin—dalam diam mereka—terdapat keseimbangan yang memperpanjang napas
kehidupan.
📚 Referensi Populer:
- Bogaert,
A. F. (2004). Asexuality: Prevalence and associated factors in a national
probability sample. Journal of Sex Research, 41(3), 279–287.
- Bogaert,
A. F. (2015). Understanding Asexuality. Rowman & Littlefield.
- Greer,
E. L., Brunet, A. (2007). Signaling networks in aging. Journal of Cell
Science, 120(4), 407–411.
- Keller,
L., & Genoud, M. (1997). Extraordinary lifespans in ants: a test of
evolutionary theories of ageing. Nature, 389(6654), 958–960.
- CDC
(Centers for Disease Control and Prevention). (2023). STDs and Prevention
Strategies.
- Kiecolt-Glaser,
J. K., & Newton, T. L. (2001). Marriage and health: His and hers. Psychological
Bulletin, 127(4), 472–503.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar