My Story Beneath of Hidden Treasure

Post Top Ad

Kamis, 06 Juni 2024

Teladan Kepemimpinan dari Nabi Daud dan Nabi Sulaiman

 “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Ilustasi dua ibu memperebutkan satu anak (Sumber: generate by AI Canva)

Perihal kepemimpinan pada dasarnya bukan suatu hal yang luar biasa. Karena kalau berbasis dari hadits yang sudah penulis sebutkan diatas, kepemimpinan adalah hal yang dekat dengan diri kita sendiri. Namun kebanyakan dari kita tidak memahami dan menyadari hal itu yang sering kali berakibat dzalim pada yang dipimpinnya baik dirinya sendiri, individu lain yang dipimpinnya tidak terkecuali lingkuangan alam disekitarnya.

Berikut ini penulis ingin mengisahkan dua cerita inspiratif dari dua Nabi yang perlu kita Imani karena masuk sebagai 25 Nabi karena  masuk dalam Al Quran yaitu Nabi Daud dan Nabi Sulaiman.

1.      Kisah Nabi Daud dan Teguran dari Allah

Surah Sad, Ayat 21-25:

"Dan apakah telah sampai kepadamu berita orang-orang yang bersengketa ketika mereka memanjat dinding mihrab? (21)

 Ketika mereka masuk menemui Daud lalu ia terkejut karena kedatangan mereka. Mereka berkata, 'Janganlah kamu merasa takut; (kami) dua orang yang bersengketa, yang seorang dari kami berbuat aniaya kepada yang lain; maka berilah keputusan antara kami dengan adil dan janganlah kamu menyimpang dari kebenaran dan tunjukilah kami ke jalan yang lurus. (22)

 Sesungguhnya saudaraku ini mempunyai sembilan puluh sembilan ekor kambing betina dan aku mempunyai seekor saja. Maka dia berkata, 'Serahkanlah kambingmu itu kepadaku dan dia mengalahkan aku dalam perdebatan.' (23)

Daud berkata, 'Sungguh, dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya. Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini.' Dan Daud menduga bahwa Kami mengujinya; maka dia memohon ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertobat. (24)

Maka Kami mengampuni (kesalahannya) itu. Dan sungguh, dia mempunyai kedudukan yang dekat pada sisi Kami dan tempat kembali yang baik. (25)"

Kisah dua orang yang datang kepadanya dan mengadukan tentang kambing sebenarnya adalah perumpamaan yang diatur oleh Allah untuk menguji keadilan dan introspeksi Nabi Daud. Salah satu dari mereka memiliki 99 ekor kambing betina, sedangkan yang lain hanya memiliki satu ekor kambing betina.

Banyak ulama menafsirkan bahwa kisah ini merupakan cermin bagi Nabi Daud untuk merenungkan tindakannya sendiri. Disebutkan bahwa Nabi Daud merasa dirinya diuji oleh Allah, dan beliau segera menyadari bahwa perumpamaan ini mengacu pada dirinya.

Beberapa riwayat menyatakan bahwa Nabi Daud tertarik pada seorang wanita yang sudah bersuami, Uriah, yang kemudian dikirim ke medan perang sehingga meninggal. Setelah itu, Nabi Daud menikahi wanita tersebut, menambah jumlah istrinya menjadi 100.


2.      Keadilan Nabi Sulaiman Memutuskan atas Dasar Kasih Sayang

Jika kisah sebelumnya tertulis secara eksplisit ada dalam Al-Quran, kisah ini tidak ada dalam Al Quran melainkan ada dalam hadits yang diriwiyatkan oleh Bukhari:

Hadits Sahih Bukhari 3427:

Dari Abu Hurairah, dari Nabi Muhammad SAW:

"Seorang wanita mengklaim bahwa seorang anak adalah anaknya, dan wanita lainnya juga mengklaim hal yang sama. Mereka kemudian datang kepada Nabi Daud untuk meminta keputusan. Nabi Daud memutuskan bahwa anak tersebut adalah milik wanita yang lebih tua. Kemudian mereka pergi menemui Nabi Sulaiman bin Daud dan memberitahukan keputusan yang diberikan oleh ayahnya. Nabi Sulaiman berkata, 'Bawalah pisau kepadaku agar aku dapat membelah anak tersebut menjadi dua, dan memberikannya kepada kalian masing-masing setengah.' Wanita yang lebih muda berkata, 'Jangan lakukan itu! Biarkan dia menjadi miliknya.' Nabi Sulaiman kemudian memutuskan bahwa anak tersebut adalah milik wanita yang lebih muda."

 

Kisah Nabi Sulaiman dengan dua ibu yang memperebutkan seorang anak adalah salah satu cerita terkenal yang menunjukkan kebijaksanaan dan keadilan Nabi Sulaiman. Kisah ini tercantum dalam berbagai literatur Islam dan juga dalam kitab suci lainnya, seperti dalam Alkitab.

Nabi Sulaiman, dalam kebijaksanaannya, meminta pisau dan berpura-pura akan membelah bayi tersebut menjadi dua agar masing-masing ibu mendapatkan setengah. Tentu saja, ini adalah ujian untuk mengetahui siapa ibu kandung sebenarnya.

Ibu yang sebenarnya, dalam kasih sayangnya, menolak tindakan tersebut dan rela melepaskan bayi tersebut agar tetap hidup. Sementara ibu yang palsu setuju dengan pembelahan tersebut. Nabi Sulaiman kemudian menyatakan bahwa ibu yang menolak pembelahan dan rela melepaskan bayi tersebut adalah ibu kandung sebenarnya. Keputusan ini menunjukkan kebijaksanaan dan pemahaman mendalam tentang sifat manusia dan kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya.

Hikmah yang Bisa Diambil Sebagai Pelajaran

1.      Kisah Nabi Daud dan 99 Kambing

·        Kisah 99 kambing dan hubungannya dengan 99 istri Nabi Daud adalah sebuah pelajaran tentang keadilan, introspeksi, dan taubat. Allah menguji Nabi Daud melalui perumpamaan ini untuk mengingatkannya akan pentingnya berlaku adil dan bijaksana dalam segala aspek kehidupan, serta untuk menunjukkan pentingnya taubat yang tulus atas kesalahan yang disadari.

 

·        Setelah menyadari kesalahan dan ketidakadilan potensial dalam tindakannya, Nabi Daud segera bertaubat dan memohon ampun kepada Allah. Ini menunjukkan sikap rendah hati dan introspeksi yang mendalam.

 

·        Nabi Daud diingatkan untuk selalu berlaku adil dan bijaksana, tidak hanya dalam keputusan terhadap rakyatnya, tetapi juga dalam kehidupan pribadinya.

 

·        Allah mengampuni Nabi Daud dan menegaskan kedudukan tinggi dan kebaikan yang diperolehnya karena ketulusan taubatnya.

2.      Kisah Nabi Sulaiman dan Dua Ibu Satu Bayi

·        Kisah ini menunjukkan betapa bijaksananya Nabi Sulaiman dalam memutuskan perkara yang sulit. Beliau tidak hanya menggunakan logika tetapi juga memahami psikologi manusia.

·        Nabi Sulaiman menegakkan keadilan dengan cara yang sangat efektif, memastikan bahwa keputusan yang diambil benar-benar adil dan berdasarkan kebenaran.

·        Kisah ini memberikan contoh konkret tentang pentingnya kebijaksanaan, keadilan, dan pemahaman mendalam dalam menyelesaikan perselisihan, serta menyoroti nilai kasih sayang sejati seorang ibu.

·        Kisah ini juga menggambarkan kasih sayang seorang ibu yang rela mengorbankan haknya demi keselamatan anaknya.

Referensi

·        Al-Qur'an: Surah Sad ayat 21-25.

·        Al-Qur'an: Ayat-ayat yang merujuk pada kebijaksanaan Nabi Sulaiman, seperti Surah An-Naml ayat 15-16 dan Surah Sad ayat 30.

·        Tafsir Ibn Kathir

·        Tafsir al-Jalalayn

·        Hadits Sahih Bukhari: Kitab al-Anbiya, Hadits nomor 3427.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar