“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Ilustasi dua ibu memperebutkan satu anak (Sumber: generate by AI Canva) |
Perihal kepemimpinan pada dasarnya bukan suatu hal yang luar
biasa. Karena kalau berbasis dari hadits yang sudah penulis sebutkan diatas, kepemimpinan
adalah hal yang dekat dengan diri kita sendiri. Namun kebanyakan dari kita
tidak memahami dan menyadari hal itu yang sering kali berakibat dzalim pada
yang dipimpinnya baik dirinya sendiri, individu lain yang dipimpinnya tidak
terkecuali lingkuangan alam disekitarnya.
Berikut ini penulis ingin mengisahkan dua cerita inspiratif
dari dua Nabi yang perlu kita Imani karena masuk sebagai 25 Nabi karena masuk dalam Al Quran yaitu Nabi Daud dan Nabi
Sulaiman.
1.
Kisah Nabi Daud dan Teguran dari Allah
Surah Sad,
Ayat 21-25:
"Dan
apakah telah sampai kepadamu berita orang-orang yang bersengketa ketika mereka
memanjat dinding mihrab? (21)
Ketika mereka masuk menemui Daud lalu ia
terkejut karena kedatangan mereka. Mereka berkata, 'Janganlah kamu merasa
takut; (kami) dua orang yang bersengketa, yang seorang dari kami berbuat aniaya
kepada yang lain; maka berilah keputusan antara kami dengan adil dan janganlah
kamu menyimpang dari kebenaran dan tunjukilah kami ke jalan yang lurus. (22)
Sesungguhnya saudaraku ini mempunyai sembilan
puluh sembilan ekor kambing betina dan aku mempunyai seekor saja. Maka dia
berkata, 'Serahkanlah kambingmu itu kepadaku dan dia mengalahkan aku dalam
perdebatan.' (23)
Daud
berkata, 'Sungguh, dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu
itu untuk ditambahkan kepada kambingnya. Dan sesungguhnya kebanyakan dari
orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian
yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh;
dan amat sedikitlah mereka ini.' Dan Daud menduga bahwa Kami mengujinya; maka
dia memohon ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertobat. (24)
Maka Kami
mengampuni (kesalahannya) itu. Dan sungguh, dia mempunyai kedudukan yang dekat
pada sisi Kami dan tempat kembali yang baik. (25)"
Kisah dua orang
yang datang kepadanya dan mengadukan tentang kambing sebenarnya adalah
perumpamaan yang diatur oleh Allah untuk menguji keadilan dan introspeksi Nabi
Daud. Salah satu dari mereka memiliki 99 ekor kambing betina, sedangkan yang
lain hanya memiliki satu ekor kambing betina.
Banyak ulama
menafsirkan bahwa kisah ini merupakan cermin bagi Nabi Daud untuk merenungkan
tindakannya sendiri. Disebutkan bahwa Nabi Daud merasa dirinya diuji oleh
Allah, dan beliau segera menyadari bahwa perumpamaan ini mengacu pada dirinya.
Beberapa
riwayat menyatakan bahwa Nabi Daud tertarik pada seorang wanita yang sudah
bersuami, Uriah, yang kemudian dikirim ke medan perang sehingga meninggal.
Setelah itu, Nabi Daud menikahi wanita tersebut, menambah jumlah istrinya
menjadi 100.
2. Keadilan
Nabi Sulaiman Memutuskan atas Dasar Kasih Sayang
Jika kisah
sebelumnya tertulis secara eksplisit ada dalam Al-Quran, kisah ini tidak ada
dalam Al Quran melainkan ada dalam hadits yang diriwiyatkan oleh Bukhari:
Hadits Sahih
Bukhari 3427:
Dari Abu
Hurairah, dari Nabi Muhammad SAW:
"Seorang
wanita mengklaim bahwa seorang anak adalah anaknya, dan wanita lainnya juga
mengklaim hal yang sama. Mereka kemudian datang kepada Nabi Daud untuk meminta
keputusan. Nabi Daud memutuskan bahwa anak tersebut adalah milik wanita yang
lebih tua. Kemudian mereka pergi menemui Nabi Sulaiman bin Daud dan
memberitahukan keputusan yang diberikan oleh ayahnya. Nabi Sulaiman berkata,
'Bawalah pisau kepadaku agar aku dapat membelah anak tersebut menjadi dua, dan
memberikannya kepada kalian masing-masing setengah.' Wanita yang lebih muda
berkata, 'Jangan lakukan itu! Biarkan dia menjadi miliknya.' Nabi Sulaiman
kemudian memutuskan bahwa anak tersebut adalah milik wanita yang lebih
muda."
Kisah Nabi
Sulaiman dengan dua ibu yang memperebutkan seorang anak adalah salah satu
cerita terkenal yang menunjukkan kebijaksanaan dan keadilan Nabi Sulaiman.
Kisah ini tercantum dalam berbagai literatur Islam dan juga dalam kitab suci
lainnya, seperti dalam Alkitab.
Nabi
Sulaiman, dalam kebijaksanaannya, meminta pisau dan berpura-pura akan membelah
bayi tersebut menjadi dua agar masing-masing ibu mendapatkan setengah. Tentu
saja, ini adalah ujian untuk mengetahui siapa ibu kandung sebenarnya.
Ibu yang
sebenarnya, dalam kasih sayangnya, menolak tindakan tersebut dan rela
melepaskan bayi tersebut agar tetap hidup. Sementara ibu yang palsu setuju
dengan pembelahan tersebut. Nabi Sulaiman kemudian menyatakan bahwa ibu yang
menolak pembelahan dan rela melepaskan bayi tersebut adalah ibu kandung
sebenarnya. Keputusan ini menunjukkan kebijaksanaan dan pemahaman mendalam
tentang sifat manusia dan kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya.
Hikmah yang Bisa Diambil Sebagai Pelajaran
1.
Kisah Nabi Daud dan 99 Kambing
·
Kisah 99 kambing dan hubungannya dengan 99 istri
Nabi Daud adalah sebuah pelajaran tentang keadilan, introspeksi, dan taubat.
Allah menguji Nabi Daud melalui perumpamaan ini untuk mengingatkannya akan
pentingnya berlaku adil dan bijaksana dalam segala aspek kehidupan, serta untuk
menunjukkan pentingnya taubat yang tulus atas kesalahan yang disadari.
·
Setelah menyadari kesalahan dan ketidakadilan
potensial dalam tindakannya, Nabi Daud segera bertaubat dan memohon ampun
kepada Allah. Ini menunjukkan sikap rendah hati dan introspeksi yang mendalam.
·
Nabi Daud diingatkan untuk selalu berlaku adil
dan bijaksana, tidak hanya dalam keputusan terhadap rakyatnya, tetapi juga
dalam kehidupan pribadinya.
·
Allah mengampuni Nabi Daud dan menegaskan
kedudukan tinggi dan kebaikan yang diperolehnya karena ketulusan taubatnya.
2.
Kisah Nabi Sulaiman dan Dua Ibu Satu Bayi
·
Kisah ini menunjukkan betapa bijaksananya Nabi
Sulaiman dalam memutuskan perkara yang sulit. Beliau tidak hanya menggunakan
logika tetapi juga memahami psikologi manusia.
·
Nabi Sulaiman menegakkan keadilan dengan cara
yang sangat efektif, memastikan bahwa keputusan yang diambil benar-benar adil
dan berdasarkan kebenaran.
·
Kisah ini memberikan contoh konkret tentang
pentingnya kebijaksanaan, keadilan, dan pemahaman mendalam dalam menyelesaikan
perselisihan, serta menyoroti nilai kasih sayang sejati seorang ibu.
·
Kisah ini juga menggambarkan kasih sayang
seorang ibu yang rela mengorbankan haknya demi keselamatan anaknya.
Referensi
·
Al-Qur'an: Surah Sad ayat 21-25.
·
Al-Qur'an: Ayat-ayat yang merujuk pada kebijaksanaan
Nabi Sulaiman, seperti Surah An-Naml ayat 15-16 dan Surah Sad ayat 30.
·
Tafsir Ibn Kathir
·
Tafsir al-Jalalayn
· Hadits Sahih Bukhari: Kitab al-Anbiya, Hadits nomor 3427.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar