Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia dengan jumlah remaja terbanyak didunia, memiliki ambisi besar untuk menjadi salah satu negara maju di dunia diusianya yang ke 100 tahun yaitu 2045. Ambisi ini bukanlah angan-angan jika dipersiapkan sejak kini, terlebih dengan adanya fakta jumlah usia produktif lebih tinggi daripada yang tidak produktif. Namun, jika persiapan gagal, maka impian Indonesia emas 2045 bisa jadi hanya mimpi. Lalu apa saja yang dapat dilakukan oleh Indonesia untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi inkusif disaat Indonesia memanen bonus demografi 2045?
sumber : sdgsindonesia.or.id |
1. Merumuskan Kebijakan Holistik yang Saling
Mendukung
Pada dasarnya untuk menjalankan suatu misi, kementerian pembuat kebijakan-kebijakan bisa saling bersinergi dan mendukung. Mungkin bila membicarakan cakupan ekonomi inklusif terlalu luas. Namun bila dikerucutkan penguatan ekonomi dalam negeri akan mudah dipahami terutama menggeliatkan ekonomi rakyat dengan produktivitas dalam negeri.
Kebijakan holistik yang dimaksud adalah secara vertikal yaitu presiden hingga kepala desa. Serta horizontal adalah lembaga-lembaga yang terkait yang langsung menyentuh bidang ekonomi. Seperti membatasi ekspor dan impor. Bentuk membatasi ekspor adalah seperti kasus minyak goreng dimana di Indonesia langka, karena lebih menitikberatkan kebutuhan ekspor padahal rakyat lebih membutuhkan.Sedangkan bentuk membatasi impor adalah tidak hanya melindungi produk dalam negeri yang sudah ada, tidak kalah penting adalah banyak negara lain yang nakal dengan mencampur barang impor dengan sampah luar negeri untuk masuk ke Indoneisia yang sulit didaur ulang karena kurangnya pengawasan,
2. Kolaborasi Industri Hulu dan Hilir
Kolaborasi ini pada dasarnya bisa diterapkan pada berbagai bidang, namun dalam poin fokus pada Sumber Daya Manusia atau pekerja.Ada baiknya saat penerimaan sekolah, pada masa orientasi siswa diperkenalkan oleh beragam profesi untuk diarahkan menjadi skillfull pada lowongan pekerjaan yang kelak disediakan.
pendidikan yang tidak membekali siswanya dengan skill yang dibutuhkan di dunia kerja, maka mereka akan kalah bersaing yang tidak sedikit menjadi pengangguran terbuka.Siswa-siswa ini kelak akan sulit mendapat pekerjaan karena apa yang mereka pelajari tidak dapat diterapkan dalam dunia pekerjaan. Untuk itu perlunya promosi pekerjaan-pekerjaan baru masa depan yang mungkin belum ada saat ini tapi di masa depan sangat menjanjikan seperti pekerjaan bidang teknologi.
3. Optimalisasi Teknologi untuk Meminimalkan Human
Error
Beberapa waktu lalu Presiden Jokowi mengeluarkan wacana akan menggantikan PNS dengan robot. Mungkin tampak keren, tapi bila hal itu direalisasikan maka dengan kata lain pemerintah tidak mendukung humanism atau penciptaan lapangan kerja. Karena di beberapa negara maju seperti Uni Emirat Arab, bentuk pengayoman pemerintah kepada rakyatnya adalah dengan mengangkat mereka menjadi Pegawai Negeri Sipil.
Menurut hemat saya, daripada teknologi AI menggantikan lapangan pekerjaan, akan lebih baik teknologi tersebut digunakan untuk memberantas kejahatan yang dapat memiskinkan negeri ini oleh ketidakjujuran aparatnya, baik berstatus PNS biasa maupun pejabat tinggi.Sebagaimana teknologi yang ada di Cina terdapat AI yang dapat mengusut sekaligus menjatuhkan hukuman bagi pelaku kejahatan korupsi. Bila teknologi ini bisa diterapkan, maka Indonesia akan banyak melakukan efisiensi kebocoran anggaran yang dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran rakyat termasuk membuka lapangan pekerjaan.
4. Revolusi Mental untuk SDM yang Handal
Fenomena yang sering muncul akhir-akhir ini adalah kasus penipuan investasi, tercekik hutang pinjaman online, flexing dan sebagainya. Kasus-kasus semacam ini menngindikasikan adanya problem dengan literasi ekonomi SDM bangsa ini. Itu sebabnya perlunya pendampingan tidak hanya secara personal, namun juga secara sosial seperti melalui media.
Literasi melalui media dapat menerapkan pola revolusi mental seperti Korea Selatan yaitu melalui tren anak muda seperti industry film, industry music, industry kecantikan, industry fashion, dan industry makanan. Indonesia dapat meniru revolusi mental Korsel dengan memodifikasi secara kearifan lokal Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar