“Saya Berbagi bukan karena saya kaya,
tapi karena saya tahu dan pernah merasakan rasanya tidak punya.”
-Anonim-
Momentum
ramadhan tahun ini kemungkinan besar tidak akan seperti suasana pada ramadhan
tahun-tahun sebelumnya. Bencana pandemi n-Covid 19 atau populer disebut dengan
virus corona yang muncul diseluruh dunia tidak terkecuali Indonesia, telah
mengubah tatanan dunia. Ya, bagaimana tidak? Travelling yang awalnya sebuah
perbuatan sah-sah saja karena bagian dari hijrah dan mencari nafkah, kini
menjadi pobia. Bahkan bersilaturahim dan berkumpul bersama seperti solat
berjamaah dan berbuka bersama akan
menjadi media penularan corona. Suatu hal yang awalnya suatu sunah,
ramadhan kali ini bisa menjadi dosa, semua karena corona.
Hal
yang paling menyedihkan dari corona atau covid-19 ini selain sudah banyak
korban yang meninggal dunia dan menderita positif corona adalah jumlah
kemiskinan yang bertambah. Prediksi ekonomi untuk satu tahun mendatang yaitu
Indonesia akan mengalami badai resesi dan badai pengangguran. Estimasi tingkat pengangguran akan bisa naik
diatas 7 persen artinya akan bertambah sekitar 2,5 juta orang sampai akhir
tahun (IDN Times,2020). Hal ini sudah mulai terasa ketika pemerintah
menyampaikan himbauan WFH (Work From Home) dan penerapan siswa belajar dirumah.
Terlebih dengan pemberlakuan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dimana
masyarakat harus berdiam dirumah dan melakukan Physical Distancing. Pemberlakuan
aturan-aturan ini membuat beberapa kalangan masyarakat harus kehilangan mata
pencahariannya. Beberapa karena PHK, sedang yang lain kehilangan pelanggannya.
Keadaan
menyedihkan saudara-saudara kita ini mengetuk hati pemerintah dan orang-orang
berpunya untuk membantu mereka. Bantuan baik secara langsung maupun tidak
langsung telah dilakukan melalui berbagai saluran. Meski kadang ada yang
terlewatkan karena salah sasaran. Perilaku berbagi harus kita budayakan karena
ini adalah bagian budaya warisan nenek moyang dan sangat sesuai dengan semangat
Pancasila dan Islam. Banyak dari kita berpikir “ Saya senang dan terharu
melihat orang berbagi, karena bisa berbagi kebahagiaan untuk orang lain. Kapan
saya bisa begitu?” Hai.. kenapa
harus menunggu kapan? Sekarang juga bisa, kalau kamu mau. Tidak perlu menunggu
kaya. Lakukan saja sebisanya walau itu dalam bentuk dan jumlah materi yang
kecil. Tidak perlu menunggu kaya untuk berbagi, tapi berbagilah maka kamu akan
kaya baik berupa zakat, infaq, maupun
sedekah.
Pengalaman saya berbagi
saat sempit juga pernah dirasakan saat mengundurkan diri dari perusahaan swasta
yang kala itu tidak diperbolehkan berjilbab. Tapi karena sudah mantap ingin
hijrah, maka saya memutuskan untuk mengundurkan diri. Dari sisa pesangon
dimanfaatkan untuk bertahan hidup dan bersedekah semampunya. Hingga Allah
menjawab doa saya dengan lulus tes CPNS sekali langsung diterima setelah
menganggur dulu selama satu tahun. Berdasarkan pengalaman ini saya mengajak
pembaca untuk berani memberi atau berbagi dalam keadaan sempit, seperti dalam
keadaan pandemic corona ini. Karena dari situ kita tidak tahu apa yang akan
diberikan oleh Allah sebgai penggantinya.Berbagi dalam kesempitan juga telah
dijelaskan dalam Al-Quran :
"Dan orang yang disempitkan
rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya.
Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang
Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan."
(At-Thalaq Ayat 7).
Ayat
diatas menunjukkan bahwa Allah melalui Quran menghimbau kita dalam keadaan
susahpun mesti tetap mau memberi. Tak hanya itu, Allah juga menjanjikan
balasan yang besar tidak hanya diakhirat yang belum terlihat, namun juga didunia.
Walau tidak langsung berupa harta, namun keberkahan yang membuat hidup berkah,
tenang, damai dan bahagia.
"Perumpamaan (nafkah yang
dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah
serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir
seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki.
Dan Allah maha luas (karunia-Nya) lagi maha mengetahui." (Al-Baqarah ayat
261)
Bulan
ramadhan ini mewajibkan kita berpuasa. Puasa memiliki hikmah dibaliknya yaitu
menahan lapar haus dan segala tindakan yang tidak mulia lainnya. Hal tersebut
agar kita paham bagaimana perasaaan orang fakir miskin yang menahan
lapar-dahaga. Fakir-miskin melakukan puasa lebih sering bukan sekadar menjalankan ibadah namun
karena terpaksa tak ada makanan. Merasakan perasaan menderita seperti ini
tentunya mengasah kepekaan sosial kita terhadap penderitaan orang lain agar
kita memiliki rasa kasih sayang untuk berbagi kebaikan terhadap sesama.
Melalui
dompet dhuafa kita diajak untuk peduli pada kemanusiaan. Karena Dompet Dhuafa
memiliki 5 pilar program utama yang memiliki tujuan besar dalam mengentaskan
kemiskinan. Pendidikan, Dompet Dhuafa berkomitmen menyediakan akses pendidikan
seluas-luasnya untuk kaum dhuafa. Kesehatan, Dompet Dhuafa di program
kesehatan, mendirikan berbagai lembaga kesehatan yang bertujuan untuk melayani
seluruh mustahik dengan sistem yang mudah dan terintegrasi. Ekonomi, Dompet
Dhuafa memberdayakan masyarakat bebasis potensi daerah untuk mendorong
kemandirian umat. Sosial dan Dakwah, Dompet Dhuafa merespon cepat permasalahan
masyarakat sesuai dengan kebutuhanya. Budaya, Dompet Dhuafa tidak akan
melupakan budaya yang merupakan warisan leluhur zaman dulu yang mengandung
nilai-nilai kebaikan.
Dengan komitmen yang kuat ini menunjukkan bahwa dompet dhuafa amanah dalam
menyampaikan zakat dan sedekah dari masyarakat untuk kaum dhuafa. Bilapun kita
belum mampu untuk berbagi materi yang besar seperti yang lain, setidaknya mari
kita mengajak orang untuk berbagi kebaikan. Sebagaimana firman Allah :
"Tidak
ada kebaikan pada kebanyakan bisik-bisikan mereka, kecuali (bisik-bisikan)
orang yang menyuruh bersedekah, atau berbuat kebaikan, atau mendamaikan di
antara manusia. Dan siapa yang berbuat demikian dengan maksud mencari keridhoan
Allah, tentulah Kami akan memberi kepadanya pahala yang amat besar." (An-Nisa
Ayat 114)
Mari
kita berbagi kebaikan mulai dari materi dan juga informasi yang bermanfaat bagi
umat. Karena dengan berbagi kebaikan akan mendapat pahala yang sangat besar
diakhirat dan membawa kedamaian di dunia.
Wallahu a’lam.
· Al-Quran
· Dompet
Dhuafa,2020. Program Kami. http://www.dompetdhuafa.org/
diakses pada tanggal 23 April 2020
· Pradana,Hana
Adi.2020. Resesi Ekonomi Global
Mengancam, Ini Dampak Buruknya ke Indonesia. https://www.idntimes.com/business/economy/hana-adi-perdana-1/resesi-ekonomi-global-mengancam-ini-dampak-buruknya-ke-indonesia/3,
diakses pada tanggal 23 April 2020
“Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog
Menebar Kebaikan yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa”