Ini
adalah salah satu tugas resume mata kuliah media global dan jurnalisme yang
diampu oleh Dr. Kuskridho Ambardi yang akrab dipanggil mas Dodi.
Penulis memahami
globalisasi sebagai sebuah proses yang menghasilkan interdependensi dan
kesadaran bersama (refleksivitas) antar unit ekonomi, politik, dan sosial di
dunia, dan di antara aktor pada umumnya. Penelitian teoritis dan empiris yang
ada mengenai globalisasi disusun sekitar lima isu atau pertanyaan utama Apakah ini benar-benar terjadi?
Apakah itu menghasilkan konvergensi? Apakah itu melemahkan otoritas
negara-bangsa? Apakah globalitas berbeda dengan modernitas? Apakah budaya
global dalam pembuatannya? Permohonan dibuat untuk sosiologi komparatif
globalisasi yang sensitif terhadap variasi lokal dalam hubungan antara penyebab
dan hasil globalisasi.
Globalisasi
sebagai peradaban diyakini oleh Harold Levitt (1983) atau Kenichi Ohmae's
Borderless World (1990) menjanjikan kemujuran dan sukacita konsumen yang tak
terbatas sebagai akibat globalisasi,
Berbeda dengan pandangan ini, sejarawan Paul Kennedy memperingatkan
untuk Mempersiapkan Abad Dua Puluh Satu (1993) melawan dunia global, sementara
ekonom politik Dani Rodrik membunyikan bel alarm yang sama di Has Globalization
Gone Too Far? (1997) mengenai arus ekonomi dan keuangan internasional yang
semakin bebas (lihat juga Gilpin 2000, Mittelman 2000). Seperti dalam pandangan
peradaban, interpretasi destruktif menganggap globalisasi mengarah pada
konvergensi, walaupun memprediksi lebih berbahaya daripada konsekuensi
menguntungkan. Sedangkan, Paul Hirst dan Grahame Thompson dalam Globalisasi
dalam Pertanyaan (1996), dan Robert Wade dalam "Globalisasi dan
Batasnya" (1996), melihatnya sebagai Proses yang lemah yang belum
menantang negara-bangsa dan ciri-ciri fundamental dunia modern lainnya.
Sosiologi
telah berkontribusi pada perdebatan mengenai globalisasi dalam tiga hal penting.
Pertama, para ahli teori sosial telah mengembangkan pemahaman tentang sifat dan
implikasi eposal globalisasi. Meskipun tidak ada kesepakatan apakah globalisasi
merupakan kelanjutan dari modernitas atau tidak, ada sebuah badan kerja baru
yang menguraikan secara rinci apa perspektif dan masalah teoretis utama. Selain
itu, sosiolog telah meminta perhatian pada aspek budaya, refleksif, dan
estetika globalisasi disamping dimensi ekonomi dan politiknya. Kedua, ilmuwan
masyarakat dunia telah mengembangkan pendekatan makrophenomenologis terhadap
globalisasi dan negara-bangsa berdasarkan landasan teoretis institusional yang
kuat, dan mereka mendukung pandangan mereka dengan bukti empiris sistematis
yang mencakup seluruh dunia . Ketiga, sosiolog komparatif telah berteori tentang
efek globalisasi terhadap perbedaan dan kesamaan lintas nasional. Mereka juga
menawarkan bukti empiris dalam bentuk studi kasus kaya dan analisis kuantitatif.
Berikut ini adalah jurnalnya :
Berikut ini adalah jurnalnya :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar