Momen ini
sebenarnya udah lumayan out of date
ya.. karena kejadian pas saya masih di Kuningan dan pada bulan ramadhan,
walaupun masih tahun ini. Saya ulas lagi, biar yang pengen bikin acara serupa
dipanti asuhan nanti ada pandangan. Terus terang budget penyelenggaraan ini
memang bukan dari saya 100%, saya cuma sebagai kolektor dana dan panitia. Catet
ya.. panitia itu artinya 70% yang melakukan aktivitas belanja dan masak juga.
Sampai sewa angkotnya, hahaha..
Foto Bersama : tebak Aku yang mana? hehe |
Kumpul bareng anak
yatim ini sudah menjadi agenda tahunan saya. Ya, minimal setahun sekali. Waktu
acara terakhir memang pengumpulan dana memang sangat minimalis hanya terkumpul
1 juta rupiah. Tapi dengan keikhlasan dan tekad, uang segitu bisa jadi makan
besar, takjil (kolak +snack dan gorengan) sebanyak 40 porsi, dan istimewanya
masih bisa bagi angpao 10 ribuan per anak. Tepuk tangan untuk kita semua…
Bangganya..
Bagaimana prosedurnya?
Prosedurnya
disini maksudnya apa saja yang perlu dipersiapkan dan dalam bentuk apa. Ya!
Yang pertama adalah niat. Diniatin dulu mau bikin acara. Setelah itu survey
tempat yang sesuai. Jangan lupa yang penting udah ada duitnya. Walaupun awalnya
dikit lalu ngajak orang lain jadi tertarik. And it’s truly beyond of
expectation. Saat survey tempat , kita pastikan dulu yang tempatnya strategis
dan terjangkau.Waktu itu saya memilih tempat di Rumah Gray Yatim & Dhuafa
yang kebetulan deket sama rumah kos waktu itu.
Setelah booking tempat,
pastikan dulu waktu yang ada, kosong nggaknya disana disesuain jadwal kita. Pas
waktu itu ngambil hari sabtu malam minggu, minggu kedua.
Oya, saya belum jelasin ya.. panitia ini terdiri dari saya, the Aah, Neng Bety, dan A Sopyan. Sedangkan penyandang dana selain dari kami bertiga adalah tiga orang teman kantor yang tidak bisa hadir pada hari H. Baiklah karena ini berdasarkan pengalaman jadi saya ceritakan secara kronologis ya..
1.
Setelah terkumpul uang dari para donator maka pas waktu yang
kita jadwalkan yaitu hari jumat sore selepas pulang ngantor kita belanja ke pasar
Baru. Ofcourse.. juru masaknya The Aah, saya hanya menjadi pembantu beliau,
haha.. Malemnya sengaja saya menginap dirumahnya dengan tujuan meracik bahan
dan bumbu yang akan dimasak keesokan harinya.
2.
Sampai hari H paginya kita masak berdua sampai
sore dan itupun masih mepet waktunya. Bahkan belum nyewa angkot sehingga saya
meninggalkan pekerjaan menata makanan ke kardus untuk pergi ke terminal.
Gimanapun ini seru. Sampai satu jam sebelum berbuka puasa bisa sampailah kita
kesana dan para anak yatim pengurus dan sebagian nenek dan ibunya hadir. Seperti
yang kami minta cukup 20 orang saja anaknya. Meski demikian masakan tetep kita
lebihin dan sisa banyak. Mungkin itu sisanya buat sahur kali ya? Hehe
3.
Jadi masuklah kita ke acara inti, seperti apa
susunannya? Begini yang udah saya bikin dan terapkan. This is it!
a.
Salam oleh MC
b.
Sambutan ketua panitia yaitu saya, hehe
c.
Sambutan ketua panti (entah lupa siapa nama
bapaknya)
Pak ustadznya yang pake blankon sunda ya.. yang tua. sebelahnya bapak panti, yang muda A Sopyan |
d.
Tilawah Quran oleh anak panti kebetulan juga
namanya Hafidz (Duh, namanya) ya kan istilah penghafal Quran, hehe
e.
Ceramah ustadz (ustadznya sendiri ini adalah
bapaknya teh Aah)
f.
Azan berkumandang sambil makan takjil
g.
Solat Magrib berjamaah (dibagi dua kloter
laki-laki sendiri, perempuan sendiri karena tempatnya cukup sempit)
h.
Makan utama, Makan nasi kotak yang udah dari
pagi kita masak
i.
Ngobrol santai. Ini kita Cuma berbagi cerita.
j.
Bagi angpao atau amplop yang sudah ada duitnya
tadi sambil mengelus kepala anak-anaknya. Untuk anak yang namanya Hafidz tadi
dikasih lebihan 150% walau tadi bacaan Qurannya ga kedengeran karena noise dari
kemacetan jalan. Panti asuhan ini kebetulan dipinggir jalan.
k.
Terakhir adalah foto bersama dan pamitan. Walaupun
saat berfoto dalam keadaan gelap karena sudah mau jelang isya dan berburu solat
tarawih.
Oke.. itu
sekilas pengalaman di Kuningan, mungkin bukan teh Aah saja yang merindukan
saya, karena banyak kenangan yang saya tinggalkan disana. Tapi itulah seninya
hidup kalau tidak membuat kenangan berharga rasanya seperti sia-sia. Hal yang
sangat saya sadari saya tidak ingin terlalu lama di Sunda hanya ingin kembali
ke Jawa. Itu sebabnya saya hanya ingin meninggalkan kenangan yang indah untuk
orang-orang disana. Meski sekarang masih terhitung sebagai pegawai BNN
Kuningan, saya hanya berharap kelak bisa kembali disini. Jogja? Bisa jadi. Atau
Semarang kota kelahiran, atau Solo. I just feel I belong to be here. I just wanna come back as I
promised to my mom when she was still alive.
This is nice post i like your post. See my post on my site visit my site
BalasHapusnice article
BalasHapusLIC Indian9