Hai, Browser yang mungkir
tersesat ke Blog saya! Karena dengan vakum blogging untuk beberapa bulan
lamanya, saya ragu apakah masih ada visitor setia blog saya ini. Semoga masih ya.. Hehe.. Tahun
2017 ini menjadi titik balik kehidupan saya mengingat seolah semua menjadi
berubah karena dalam rentan waktu ini saya mengalami kejadian luar biasa sedih
yaitu kehilangan orang yang paling saya cinta, ibu saya. Tentu hal ini sangat
mempengaruhi kinerja dan produktivitas kehidupan ya.. termasuk menulis. Jadi
semacam paralyze atau lumpuh, mampu nulisnya juga paling release kantor karena
tanggung jawa moral sebagai pegawai yang dibayar negara.
Meski demikian, masa berduka
harus berlalu seperti jiwa yang yang pergi lalu datang jiwa baru. Ada kematian,
ada kelahiran. Pada dasarnya hidup hanya masalah giliran dan antrian. Dengan
prinsip begitu, kita akan lebih dapat menerima kehilangan. Jadi sekalian
curhat, saya juga perlu memotivasi diri ada mimpi dan cita-cita dari almarhumah
yang perlu diwujudkan dan itu hanya bisa dilakukan jika dengan menghadapi
kenyataan. Termasuk rencana mengejar Beasiswa S2 tahun ini. Sekalian hunting
suami dan cari pandangan untuk kembali ke kampung halaman. Semua rencana ini
harus bisa berjalan imbang dan saling beriringan.
Tulisan dibawah ini sebenarnya
adalah salah satu syarat agar saya diizinkan untuk melaksanakan tugas belajar
dari instansi saya. Silakan disimak ya..
Menempuh pendidikan lebih tinggi
setelah menjadi PNS sebenarnya adalah pilihan. Bisa diteruskan atau cukup
dengan ijazah sarjana yang telah kita miliki. Namun bagi saya yang suka
belajar, hal ini adalah sebuah kesempatan yang bagus untuk diambil. Untuk
itulah setelah dinyatakan sebagai PNS dengan dibuktikan turunnya Surat
Keputusan PNS maka saya mulai mencari-cari beasiswa yang mungkin bisa saya
manfaatkan. Singkatnya berikut ini perjalanan saya menuju Kuliah S2 di UGM
dalam bentuk kronologi:
1. Langkah
yang saya tempuh pertama pada tahun lalu adalah bagaimana mekanisme instansi
saya bernaung yaitu BNN terhadap pegawai yang ingin melanjutkan kuliah ke
jenjang lebih tinggi. Diantaranya dengan mempelajari perka tentang izin dan
tugas belajar serta memantau simpeg BNN. Pemantauan ini dalam rangka melihat
pegawai mana saja yang sudah pernah melakukan tugas belajar. Ternyata, memang
tidak sedikit yang melaksanakan tugas belajar di BNN.
2. Kedua,
saya mencari tahu bagian kepegawaian yang bertugas dan berwenang mengurus
urusan tugas belajar. Ketemulah personil bagian Pengemgangan dan Kesejahteraan
(Bangjah), dari dia saya banyak informasi tentang prosedur mengajukan izin
tugas belajar belajar.
3. Pada
awal tahun mulai ramai beasiswa
kementerian ditawarkan. Awalnya saya mengincar beasiswa LPDP dari Kementerian
Keuangan. Namun karena kurang persiapan, persyaratan yang disyaratkan kurang
terpenuhi saat deadline pendaftaran sudah berakhir. Ya, masalahnya hasil ujian
TOEFL saya keluar setelah deadline. Sehingga saya harus cari alternatif lain
yaitu beasiswa dari Kementerian Komunikasi dan aInformatika (Kemenkominfo).
Selain dari internet, saya dapat informasi ini dari kakak sepupu saya yang
bekerja di kementerian tersebut.
4. Mengikuti
prosedur yang disyaratkan dari sponsor beasiswa (kemenkominfo), saya mencoba
mendaftar ke salah satu universitas di Solo yaitu Universitas Negeri Surakarta
(UNS). Di kampus ini syarat tidak terlalu susah karena tes langsung dikampus
tersebut. Syarat yang diminta pusat sudah saya penuhi dan mengirimkan berkas ke
Bangjah pusat. Tapi syarat dari sponsor beasiswa yaitu surat rekomendasi dari
eselon II agak mengalami kendala karena mis-komunikasi. Padahal saya sudah ke dosen S1 kuliah yang
dulu UNDIP untuk minta rekomendasi dengan pergi ke Semarang. Akhirnya sampai
batas pendaftaran saya belum bisa memenuhi syarat tersebut. Saya pikir pada
semester genap kemenkominfo masih buka beasiswa. Namun setelah saya konfirmasi
ke pihak UNS ternyata beasiswa ini hanya setiap semester gasal alias setahun
sekali.
5. Syarat
yang harus dipenuhi dari Kemenkominfo adalah kita harus lulus di Universitas
yang bekerjasama dengan sponsor. Berhubung saya sudah ketinggalan yang UNS maka
saya cari lagi universitas dari daftar sponsor yang buka pendaftaran. Kebetulan
seminggu sebelum dibuka saya cari informasi ke pihak kontak person UGM. Dari
pihak fakultas mengatakan untuk memantau website UGM karena tidak lama lagi
pendaftaran pascasarjana UGM akan dibuka. Cara mendaftar UGM memang awalnya agak
rumit, makanya jauh hari sebelumnya saya berkoordinasi dulu dengan teman kuliah
S1 alumni Magister Ilmu Komunikasi yang sudah lulus dan menjadi dosen di
Universitas Swasta. Untuk mendaftar UGM harus membuat akun dulu sebagai calon
mahasiswa baru dan segala persyaratan tinggal diunggah melalui web tersebut.
Rumit awalnya, tapi setelah tahu caranya ini cukup sederhana.
Sponsor beasiswa saya (sumber: https://litprofinformatika.kominfo.go.id/images/leaflet-beasiswa-2017-front.png) |
6. Untuk
masuk menjadi mahasiswa pascasarjana UGM ada dua hal penting yang harus bisa
dipenuhi. Syarat yang lain bisa sambil jalan sedangkan dua syarat ini perlu waktu
dan tenaga berpikir ekstra. Karena menjadi syarat utama kelolosan di UGM.
Syarat pertama adalah kemampuan bahasa Inggris. Bahasa Inggris untuk
universitas bonafid dalam negeri hanya perlu standar TOEFL-ITP/ IELTS/TOEIC/
ACCept sesuai yang disyaratkan. Kebetulan saya sudah ikut tes untuk TOEFL –ITP
yang awalnya saya maksudkan untuk tes beasiswa LPDP. Tes TOEFL ini hanya bisa
dilakukan di kota besar . Untuk di Jawa Barat seingat saya hanya ada di
Bandung. Bulan Maret lalu saya niatkan untuk mengikuti tes tersebut dengan
persiapan minimal, mengingat saya belum pernah ikut tes dan les TOEFL dengan
biaya sekitar 500 ribu diluar biaya akomodasi. Singkat cerita sambil bertualang
sendiri di Bandung saya ikut ujian dan hasilnya diumumkan setelah 14 hari kerja
harus langsung diambil dipusat bahasa UPI (Universitas Pendidikan Indonesia).
Terbilang lumayan, skor yang saya capai untuk tes TOEFL-ITP mencapai 493 (kurang
7 poin untuk LPDP, haha) sedangkan UGM mensyaratkan minimal 400 untuk jurusan
komunikasi 450. Untuk pengambilan hasil kebetulan ada teman orang Kuningan yang
kuliah di UPI sehingga bisa titip mengambilkan hasil untuk dibawa kemari dengan
sedikit pengganti ongkos untuknya.
7. Selanjutnya,
hal yang tidak kalah penting adalah menyiapkan sertifikat TPA (Tes Potensi
Akademik). Sama halnya dengan Universitas negeri unggulan lainnya, syarat TPA
harus dari lembaga terakui dalam hal ini BAPPENAS atau bisa memilih di UGM-nya
sendiri melalui Universitas Psikologi yang dalam hal ini TPA-nya disebut ujian
PAPs (Potensi Akademik Pasca Sarjana). Ongkos transport Kuningan-Bandung lebih
murah namun tidak jauh beda dengan KUningan-Yogyakarta. Saya ada dua pilihan
mau tes TPA BAPPENAS di Bandung yang harganya 350 ribu atau tes PAPs di
Yogyakarta yang harganya 150 ribu rupiah. Pilihan jatuh pada PAPs UGM Yogyakarta
karena sekalian orientasi kampus dan cari informasi. Apalagi menurut pendapat
teman saya yang alumni UGM,tes di UGM lebih mudah baik TPA maupun TOEFL-nya dibanding
dari lembaga resmi lain.
8. Bulan
Mei saya sempatkan waktu tes TPA di UGM dengan biaya 150 ribu diluar biaya
akomodasi. Saya setor biaya pendaftaran
melalui BNI, setelah setor untuk biaya tes, anehnya saya dapat kabar dari
kontak person di UNS bahwa waktu pendaftaran diperpanjang. Ya, gimana lagi saya
udah transfer uang untuk tes UGM jadi saya tidak respon info dari UNS tersebut.
Singkat cerita saya pergi ke Yogya dengan naik kereta melalui stasiun Cirebon
turun stasiun Lempuyangan dan singgah dirumah teman. Alhamdulillah saya bisa
mengerjakan soal dan keluar hasilnya cukup lumayan yaitu 646 dari syarat
minimal 450. Hasil keluar dua minggu setelahnya dan teman saya tersebut
bersedia membantu mengirimkan hasilnya ke alamat kantor di Kuningan dari
Yogyakarta.
9. Satu
per satu prosedur dari UGM saya penuhi termasuk surat rekomendasi dari Kepala
BNN Propinsi. Hampir bersamaan dengan
tes TPA saya minta tolong pihak BNNP yaitu pak Bagus dan pak Herdy untuk
menerbitkan surat Rekomendasi dan surat pengantar dari pak Kepala BNNP yang
selanjutnya harus saya ambil langsung. Dokumen tugas belajar saya kirimkan ke
bangjah pusat juga selain saya unggah kea kun pendaftaran UGM.
10. Setelah
memenuhi semua syarat yang diunggah termasuk rekomendasi dosen S1 yang sama
pada pemberian rekomendasi UNS namun kali ini melalui email sehingga saya tidak
perlu ketemu langsung dengan beliau. Maka tinggal menunggu pengumuman dari UGM
hasilnya dan dari Kemenkominfo untuk putusan beasiswanya. Berdasarkan info dari
prodi yang kebetulan waktu saya tes TPA juga bertanya, biasanya kalau sudah
lulus dari UGM juga akan lulus di sponsor beasiswa. Yang terpenting adalah
memenuhi syarat yang diharapkan UGM yaitu TOEFL dan TPA.
11. Sehari
setelah dinyatakan lulus oleh UGM saya berangkat ke BAngjah Pusat untuk
koordinasi langkah selanjutnya. Saya bertemu dengan Kasi
Pengembangan setelah sebelumnya. Beliau menghimbau saya untuk membawa bukti
kelulusan seleksi beasiswa dari kemenkominfo sebagai kelengkapan berkas. Namun
baru seminggu kemudian diumumkannya dan selain nama peserta yang lolos beasiswa
disertakan surat Tunda Bayar untuk UGMnya dari Kemenkominfo yang seharus
dibayarnya maksimal tanggal 4 Agustus sebesar 10 juta rupiah sebagai UKT (Uang
Kuliah Tunggal). Berhubung saya dapat sponsor, sehingga dianggap sudah lunas
oleh UGM dan langkah terakhir pendaftaran saya di UGM hanya tinggal cetak bukti
registrasi yang bisa dilaksanakan setelah hari jumat tanggal 4 Agustus pukul
20.00 wib.
12. Selama
menunggu pengumuman sponsor beasiswa, pihak bangjah menghimbau saya untuk
melengkapi syarat pengajuan Tugas Belajar. Sempat kalang kabut karena untuk
persuratan minimal harus eselon II yaitu kepala BNNP dan pengumuman diterima
serta BAN-PT harus legalisir. Maka saya kembali lagi berangkat ke Bandung agar
mendapat tanda tangan pak Kepala BNNP. Saya harus menginap semalam untuk
menunggu surat-surat yang perlu ditandatangai
beliau. Mengingat pengalaman sebelumnya yang harus menunggu seminggu
kalau lewat persuratan disebabkan jadwal Ka BNNP yang tentatif. Alhamdulilah
hari berikutnya beliau ada dan bisa menandatanganinya.
13. Sampai
saya akan berangkat ke Jakarta untuk memenuhi syarat pemberkasan, surat
keputusan yang menyatakan saya mendapat sponsor beasiswa dari kemenkominfo belum
turun. Prediksi dari koordinator penerima beasiswa yang dari Kemenkominfo kemungkinan hari
ini dan paling lambat besok. Sedangkan
besok tanggal 4 Agustus saya ke Jakarta untuk bertemu lagi dengan Kasi
Pengembangan melengkapi berkas tersebut agar segera diproses. Untuk kelanjutan berikutnya di UGM dan
kemenkominfo adalah tandatangan perjanjian beasiswa yang akan melalui pos.
Sedangkan di UGM, pengisian KRS melalui online yang akan dikirimkan oleh UGM ke
alamat email kita. Setelah itu mengurus kartu KTM (Kartu Tanda Mahasiswa) dan
jas Almamater. Lalu perkuliahan akan dimulai tanggal 14 Agustus.
14. Dan
sekarang udah lebih dari tiga minggu saya menjadi mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi.
Temen seangkatan saya cukup banyak sekitar 59 orang. Jumlah yang besar untuk
mahasiswa S2 ya.. jadi belum semuanyapun
hafal, paling yang ketemu aja dikelas. Dan tentu saya masih perlu beradaptasi
dengan tugas dan jadwal bersosial. Kalau secara makan, enak-enak aja sih.
Secara wong jowo yo ilat jowo. Foto belum banyak yang saya dapatkan, atau
memang saya lagi males foto. Jadi sory kalo kurang expose foto ya.. hehe
15. Oya,
doakan saya lulus tepat waktu ya.. Ya kan, yang namanya sponsor beasiswa penuh
tanggung jawab moral. Btw, kalau mau butuh tanya-tanya lebih jauh. Langsung
saja. Selengkap-lengkapnya. Monggo dipersilakan. Mengenai beasiswa Kemenkominfo
dalam negeri sendiri yang barengan saya di UGM ada 15 termasuk saya. Sepuluh orang
laki-laki dari Kemenkeu, 5 orang perempuan dari instansi yang berbeda yaitu
BNN, BNP2TKI, Kemenakertrans, dan Pemprov Palangkaraya. Untuk besaran
beasiswanya adalah ditanggung UKT kita selama 2 tahun yang masing-masing
semester 10 juta dan biaya operasional bulanan 1,5 juta rupiah. Vulgar banget
ya,, terang-terangan bilang, haha.. Jadi buat yang niat mau beasiswa ini
bener-bener biar ada pandangan kedepan untuk kesiapan mental sebagai pelajar.
Perlu diingat bahwa PNS yang tugas Belajar masih mendapat gaji pokok bulanan.
Tapi untuk uang makan dan tunjangan jabatan zonk yes.. alias ga dapet,
konsekuensinya pendapatanmu minus. Tapi kabar baiknya ini sih tergantung
instansi masing-masing kalau ditempat saya masih menerima Tunjangan kinerja
50%. Tentu kebijakan ini berbeda-beda tiap tempat, setahu saya ada yang sampai
75% tapi ada yang tidak terima sama sekali.
Thank you.. sharingnya nambah lagi info baru nih.
BalasHapusBelajar psikologi memang menyenangkan.
Kalau ada waktu mampir ke sini kakak:
- Perkembangan Fisik dan Kognitif Dewasa
- Perkembangan Psikososial Dewasa
Mbak mau nanya untuk tahun 2018 ini batas syarat toefl Magister ilmu komunikasi UGM berapa ya mbak?
BalasHapusVery interesting,good job and thanks for sharing such a good blog. your article is so convincing that I never stop myself to say something about it. You’re doing a great job. Keep it up, to visit my article Click here
BalasHapusMasyaa allah sharingnya luar biasa . Sekarang saya mahasiswa pasca ugm juga mbak doakan lulus tepat waktu
BalasHapusKak bisa minta tolong kirim daftra kuliah dan sks ny dong
BalasHapus