Ketahanan
keluarga sangat penting bagi ketahanan bangsa dan negara. Jika ketahanan
keluarga kuat, maka ketahanan bangsa dan negara pun akan kuat. Sebaliknya, jika
ketahanan keluarga lemah, maka ketahanan bangsa dan negara pun akan lemah.
Indikator kuatnya ketahanan keluarga harus ditandai pula dengan kuatnya
ketahanan ekonomi, pendidikan, akhlak atau agama, dan keharmonisan atau
hubungan anggota keluarga yang baik dan sakinah. Disinilah pentingnya wanita
dalam menjalankan peran dan fungsinya sebagai ibu. Wanita memiliki peran yang luar biasa dalam
membentuk karakter bangsa. Itu
sebabnya terdapat sebuah ungkapan bahwa Wanita itu tiang Negara, bila dia
(wanita) baik, maka baiklah negara itu. Tetapi bila wanita itu rusak maka
rusaklah negara itu. Jadi wanita terutama kaum ibu memiliki andil besar
terhadap kekuatan suatu bangsa.
Bangsa ini terdiri
dari 34 provinsi, kurang lebih sekitar 500 kabupaten/kota, 7.000 kecamatan, dan
72.000 desa serta kelurahan dan terdapat 50 juta kepala keluarga serta 230 juta
penduduk. Inilah yang menentukan kekuatan bangsa ini. Apabila 50 juta KK ini
kuat, maka tentu bangsa dan negara ini kuat. Sebaliknya, kalau yang 50 juta KK ini rapuh, maka jelas bangsa
ini juga ikut lemah. Karena itu, pentingnya kekuatan yang menjadi dasar kuatnya
keluarga-keluarga dengan ahklak atau agama, pendidikan dan kekuatan ekonomi
keluarga yang baik. Tanpa itu, keluarga akan lemah dan bangsa pun juga ikut
lemah."
Ibu
Sekolah Pertama Bagi Anaknya
Selain sebagai tiang
Negara, wanita yang berperan sebagai ibu memiliki tugas yang sangat penting
dalam pembentukan karakater generasi mendatang. Yaitu sebagai sekolah atau
madrasah pertama anak- anaknya.
“Al -Ummu madrasah Al-ula (Ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya) bila
engkau persiapkan dengan baik, maka engkau telah mempersiapkan bangsa yang baik
dan kuat”. Wanita adalah setengah dari bagian masyarakat, dan ia melahirkan
generasi manusia, serta ialah pondasi tegaknya keluarga.
Ibu berperan besar dalam
pembentukan watak, karakter dan kepribadian anak-anaknya. Ia adalah sekolah
pertama dan utama sebelum si kecil mengenyam pendidikan di sekolah manapun.
Pendidikan anak sudah terjadi sejak dalam kandungan, janin sudah dapat
merasakan emosi serta detak jantung ibunya. Dan saat dilahirkan, bayi belajar berkomunikasi baik ekspresi
maupun bahasa pertama kali diajari oleh ibunya.
Meski demikian, tidak serta
merta pendidikan seorang anak hanya dibebankan kepada ibu saja. Melainkan perlu
kerjasama seorang ayah agar bisa menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya.
Pengasuhan harus menjadi tanggung jawab kedua belah pihak untuk membentuk
karakter anak manusia yang memiliki keseimbangan baik emosional dan spiritual. Tidak
sedikit orang tua yang beranggapan, ketika sibuah hati sudah masuk sekolah maka
sekolahlah yang bertanggung jawab atas pendidikan si buah hati. Padahal peran
ibu dan ayah tidak bisa tergantikan oleh siapapun.
Membentengi keluarga
dari narkoba
Narkoba
perusak generasi bangsa. Keganasan dan kerusakan yang ditimbulkannya, tidak
diragukan lagi. Disisi lain, larisnya peredaran narkoba dikalangan remaja
membuat kita geleng-gelang kepada. Sudah selayaknya setiap orang tua dan para
pendidik mulai sadar dan berbuat sesuatu untuk membentengi anak-anak dari
narkoba. Dalam berurusan dengan narkoba, ibu memiliki andil besar untuk
melindungi anak-anaknya dari barang haram ini.The National Youth Anti-Drug (USA,
1998) memaparkan alasan mengapa anak-anak tertarik untuk mencoba atau
mengonsumsi narkoba, yaitu:
- Keluar dari
kebosanan/kejenuhan.
- Untuk merasa
enak.
- Melupakan
masalah dan santai.
- Untuk
bersenang-senang.
- Memuaskan rasa
ingin tahu.
- Mengurangi rasa
sakit hati/kecewa.
- Mencoba
tantangan.
- Untuk merasa
dewasa.
- Menunjukkan
kemandirian.
- Merasa menjadi
anggota kelompok tertentu.
- Supaya terlihat
keren.
Dengan
melihat sebab-sebab ini, kita pun dapat menyusun strategi dan langkah untuk
menjaga keluarga kita dari ancaman narkoba. Diantara banyak langkah dan
strategi yang bisa disusun, berikut ini beberapa tips dari kacamata agama dalam
membentengi keluarga dari narkoba, antara lain:
Ajarkan
Aqidah Yang Benar
Mengapa
aqidah? Karena perkara akidah adalah pondasi dalam pendidikan Islam. Akidah
adalah pondasi dalam perbaikan moral. Aqidah yang benar akan memberikan alasan
yang tepat bagi seseorang untuk melakukan sesuatu atau untuk meninggalkan
sesuatu. Oleh karena dakwah para Nabi dan Rasul diawali dengan perbaikan aqidah,
yaitu menanamkan tauhid yang benar.
Narkoba
itu diharamkan oleh agama dan menyebabkan pelakunya berdosa. Namun seseorang
akan sulit sekali menghindarkan diri dari larangan agama kecuali ia memiliki
keyakinan yang benar terhadap agamanya. Bagaimana mungkin ia bisa takut kepada
Allah jika keyakinannya tentang Allah belum benar. Bagaimana mungkin ia taat
kepada Rasulullah jika ia belum memiliki keyakinan yang benar bahwa
Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam adalah utusan Allah.
Bagaimana mungkin ia bisa menerima dalil, jika ia belum yakin bahwa dalil itu
wajib ditaati.
Narkoba
adalah candu sebagaimana khamr. Dan lihatlah betapa dakwah Nabi
sehingga para sahabat yang ketika itu sudah terlanjur biasa meminum khamr bisa
dengan rela meninggalkannya. Itu karena beliau memulainya dengan perbaikan
aqidah.
Tanamkan
Kecintaan Terhadap Ilmu Agama Pada Keluarga
Karena
ilmu akan membawa kepada rasa takut kepada Allah. Semakin bertambah ilmu,
semakin bertambah pula rasa takut untuk menentang aturan Allah dan menerobos apa
yang dilarang-Nya. Dengan ilmu ia tahu betapa rahmah Allah dan betapa keras
Adzab-Nya. Dengan ilmu, ia tahu ganjaran baik dan buruk dari setiap
perbuatannya. Dengan ilmu, ia tahu untuk apa ia hidup dan akan dibawa kemana
hidupnya. Dengan ilmu, seseorang tahu bagaimana menjalani hidup dan jalan mana
yang ditempuhnya.
Selain
itu, seorang yang jatuh cinta pada ilmu agama, akan ‘kecanduan’ dengannya.
Sehingga ia tidak mencari candu yang lain. Semakin cinta ilmu, ia semakin sadar
banyak hal dari agamanya yang belum ia ketahui. Hingga ia merasa sangat
membutuhkan ilmu.
Perbaiki
Akhlak Terhadap Keluarga
Jika anak
merasa tidak nyaman dengan keluarganya, sehingga ia mencari kenyamanan lain
diluar rumah, atau sang anak sudah enggan mendengarkan nasehat orang tuanya,
maka periksalah akhlak anda terhadap keluarga. Barangkali akhlak buruk kita
yang menyebabkan hal itu. Atau barangkali akhlak kita terhadap keluarga malah
tidak jauh lebih buruk dari akhlak kita terhadap tetangga dan teman kerja.
Padahal seharusnya keluargalah yang paling layak untuk mendapatkan akhlak
terbaik yang kita miliki.
Terutama
kepada anak, tunjukkan akhlak yang mulia dan kasih sayang yang hangat. Berikan
ciuman, pelukan hangat, candaan, belai rambutnya. Semoga dengan senantiasa
memperbaiki akhlak, keluarga pun menjadi tempat yang nyaman bagi anggotanya,
sehingga anak tidak mencari kenyamanan lain di luar rumah yang berpengaruh
negatif.
Tanamkan
Kebiasaan Untuk Memanfaatkan Waktu
Buatlah
anak kita memahami benar betapa pentingnya waktu. Pahamkanlah bahwa di dunia
ini kita bersaing ketat. Sampaikan kepadanya bahwa di detik kita merasa nyaman
membuang waktu kita, ada orang lain seperti kita yang sedang menambah value dirinya
dan membuat kita beberapa langkah di belakangnya. Jika banyak waktu yang kita
sia-siakan, kita pun akan jauh tertinggal. Baik dalam perkara akhirat, maupun
perkara dunia. Jangan sampai kita jadi orang yang kalah dunia-akhirat.Aturlah
anak kita agar ia selalu memiliki kesibukan yang bermanfaat. Jangan biarkan ia
terlena dengan kekosongan dan kesia-siaan.
Bimbing
Anak Dalam Memilih Teman
Poin ini
sejatinya paling penting dalam bahasan narkoba. Karena faktor-faktor pemicu
ketertarikan terhadap narkoba sebagian besar berasal dari lingkaran pertemanan.
Ingin diperhatikan teman, ingin dianggap keren oleh teman, ingin mencoba yang
dicoba oleh teman, ingin menunjukkan jati diri dihadapan teman, ingin dianggap
sahabat terbaik oleh teman, rasa senang, rileks dan hangat bersama teman, semua
ini perasaan-perasaan yang seringkali muncul dari lingkaran pertemanan. Maka
akan bahaya sekali jika teman-teman dari anak kita adalah orang-orang yang
bobrok, rusak dan jauh dari agama.
Aturlah
sedemikian rupa agar anak-anak mendapatkan lingkungan pertemanan yang baik di
tempat tinggalnya, sekolahnya, kegiatan ektra-kulikulernya, dan aktifitasnya
yang lain. Perkenalkan dan dekatkan ia dengan anak-anak yang shalih yang
bersemangat memanfaatkan waktunya dalam hal-hal yang positif.
Luangkan
Waktu Untuk Keluarga dan Hidupkan Keceriaan
Rutinitas
kadang menimbulkan kebosanan. Maka usir kebosanan dalam keluarga. Aturlah waktu
untuk bercengkrama dengan keluarga. Sisihkan waktu untuk bermesraan dengan
istri atau suami dan bermain bersama anak-anak. Hadirkan kegembiraan dan
keceriaan di tengah keluarga. Lihatlah Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam, seorang Rasul, kepala negara, birokrat, da’i, beliau tetap
menyempatkan diri bercengkrama dengan keluarganya.
Berdoa
Kepada Allah
Yang
terakhir namun bukan yang paling remeh, adalah berdoa kepada Allah memohon
petunjuk dan penjagaan-Nya terhadap diri kita dan terhadap keluarga terutama
anak-anak. Mohonlah kepada Allah agar mengkaruniakan keshalihan kepada
anak-anak kita. Doa dari ibu menjadi jalan kesuksesan bagi anak-anaknya.
Termasuk mendoakan agar menghindarkan anak-anaknya dari narkoba.
Membentengi anak-anak negeri Indonesia saat
ini dengan pengetahuan agama yang kuat serta kasih sayang keluarga yang penuh.
Diharapkan akan membentuk karakter anak manusia yang tangguh memiliki jati
diri. Godaan untuk mencoba narkoba tidak
dapat menembus generasi Indonesia karena ada rasa kasih sayang kepada orang tua
terutama ibu. Anak-anak yang memiliki jati diri akan lebih fokus meraih
cita-cita, sehingga tidak rela mengecewakan keluarga dan menghambat
cita-citanya dengan pakai narkoba. Generasi emas, generasi sehat tanpa narkoba.
Penulis:
Penyuluh Narkoba BNN Kabupaten Kuningan
Dengan memposisikan diri sebagai orang tua sekaligsu sahabat, insyaallah anak tidak salah jalan. Dalam banyak kasus, anak yang mengkonsumsi narkob adalah karena mereka kurang diperhatikan. :(
BalasHapusinsyallah.. bisa jadi orang tua yang baik. aamiin...
HapusJangan sampai. Postingan ini sangat bermanfaat untuk para ibu seperti saya. Agar di masa depan, anak kita tidak salah jalan
BalasHapusterima kasih bisa bermanfaat. insyaallah. aamiin
Hapus