Sengaja menyambut hari kemerdekaan kita yang ke- 70
ini, saya piknik ditempat sejarah yaitu Museum Perundingan Linggarjati. Ya! Saya rasa kita
sebagai anak bangsa perlu mengenang jasa-jasa pahlawan yang memperjuangkan
kemerdekaan tanpa sempat mereka menikmatinya. Sedangkan kita? Tanpa susah payah
malah bisa menikmati kemerdekaan. Sejenak mari
menengok
lagi perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Yuk, marri....
Aku dan Teh Aah di halaman depan gedung Linggarjati |
Aku & Kucing dibelakang halaman gedung Linggarjati, hehe |
Hal yang patut kita ketahui bersama
bahwa setelah proklamasi 17 Agustus 1945, tidak serta merta rakyat Indonesia
zaman itu langsung berleha-leha. Tidak! Sekalipun tidak. Belanda masih belum
rela, melihat “sapi perahnya” bebas menentukan nasibnya sendiri. Buktinya para
tokoh besar perjuangan masa itu masih tetap harus berjibaku dari perang ke
perang dan perundingan ke perundingan.
Berikut ini perundingan – perundingan demi mempertahankan kemerdekaan. Ketika
Belanda ingin menanamkan kembali kekuasaannya di Indonesia temyata selalu
mendapat perlawanan dari bangsa Indonesia. Oleh karena itu pemimpin Sekutu
berusaha mempertemukan antara
pemimpin Indonesia dengan Belanda melaluiperundingan-perundingan sebagai berikut:
1. Pertemuan Soekarno-Van
Mook
2.Pertemuan Sjahrir-Van
Mook
3. Perundingan
Sjahrir-Van Mook
4. Perundingan di Hooge
Veluwe
5. Perundingan Linggajati
6. Perundingan Renville
7. Persetujuan
Roem-Royen
8. Konferensi Meja BUndar (KMB)
Miniatur gedung Linggarjati |
Diorama perundingan para tokoh Indonesia dan Belanda yang ditengahi sekutu dari Inggris |
Nah,
banyak kan?! Sungguh pasti sangat menguras waktu dan energi. Maka dari itu untuk mengobarkan semangat
perjuangan penerus bangsa, saya ajak kamu untuk jalan-jalan ke Museum tempat
Perundingan Linggarjati yang beralamat di Linggasana, Cilimus, Kabupaten
Kuningan, Jawa Barat. Dimuseum sejarah seperti ini yang
dipajang adalah foto-foto kenangan yang penting bagi bangsa ini. seperti yang
dibukukan dalam buku-buku IPS waktu sekolah dulu, perundingan Linggarjati
terkenal karena berbeda dengan perundingan-perundingan sebelumnya yang sempat gagal, Linggarjati menjadi cikal-bakal perundingan yang lain sampai puncak kedaulatan Indonesia di Konferensi Meja Bundar (KMB).
Ketika
memasuki gedung ini kita langsung
disuguhkan dengan foto dan foto kronologi sejarah. Museum Linggarjati awalnya ini merupakan
gubug milik Ibu Jasitem warga asli disini di tahun 1918,di tahun 1921 gubug dan
area sekitarnya dibeli seorang Bangsa Belanda bernama Tersana dan dirombak
menjadi rumah semi permanen,di tahun 1930-1935 rumah ini dibeli keluarga Van
Ost Dome yang berkewarganegaraan Belanda dan dirombak menjadi rumah tinggal
lebih baik seperti yang sekarang kita lihat. Oleh seorang berkebangsaan Belanda
bernama Heiker dikontrak dan dijadikan hotel bernama Rus “Toord”.
Aku & lukisan2 bersejarah bareng para finalis Mojang-Jajaka Kuningan , tuh, mereka yang ada dibelakangku |
Di
tahun 1942 ketika Jepang menguasai Indonesia oleh pihak Jepang fungsinya
sebagai hotel tidak diubah hanya diganti namanya menjadi hotel Hokay Ryokan.dan
akhirnya ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya di tahun 1945 hotel
ini diganti namanya menjadi Hotel Merdeka. Konsep pembagian sebagai ruang hotel
masih bisa dilihat sampai saat ini di museum Linggarjati.
Ruangan untuk melakukan perundingan Linggarjati |
Ruangan perundingan tampak dari luar dan dalam |
saat
aksi militer Belanda ke 2 dari tahun 1948-1950 gedung ini dijadikan Markas
belanda di tahun 1950-1975 gedung ini dirubah fungsinya menjadi Sekolah Dasar
Linggarjati ketika di tahun 1975 Bung Hatta dan Ibu Syahrir mengunjungi gedung
ini dan membawa pesan bahwa gedung ini akan dipugar dengan bantuan dana dari
Pertamina namun sayang belum sempat terealisasi akhirnay di tahun 1976
gedung ini diserahkan kepada departemen pendidikan dan kebudayaan nasional
untuk dijadikan museum memorial dengan nama museum Linggarjati.
Kronologi sejarah Gedung Linggarjati dari masa kemasa dalam dua bahasa |
Secara
keseluruhan luas komplek museum Linggarjati mencapai 2,4 hektar dan hanya
sepertiganya sekitar 800 meter persegi yang dijadikan bangunan dan sisanya dijadikan area
terbuka dengan pohon pohon rindang dan tanaman yang berbunga menciptakan
lingkungan yanga asri didukung iklim yang sejuk menjadikan tempat ini pilihan
favorit warga Belanda untuk berlibur. tapi itu dulu, sekarang karena udah punya bangsa Indonesia, jadi kita yang bisa asyik berlibur disini. hehe
suasana luar LinggarJati Asyik juga, lho.. |
Perundingan Linggarjati berlangsung
secara singkat yaitu pada tanggal 10-14 November 1946 . Namun Hasilnya baru ditandatangani
pada tanggal 25 Maret 1947 di
istana Rijswijk (sekarang Istana Merdeka) Jakarta, yang isinya ada
didalam foto saya berikut ini berikut.
Isi dari perundingan Linggarjati, Ups, Sory. ada siapa itu dibelakang? ;p |
Dari foto-foto yang dipajang kita juga dipandu
dengan tour guide yang notabene pegawai disana. Dari cerita mereka yang cukup
fasih menjelaskan hal yang paling menarik adalah diorama para tokoh ini yang
menggambarkan peristiwa waktu itu. Berikut tokoh-tokoh yang ada dalam diorama
ini dan yang berunding waktu itu:
. Delegasi
Indonesia dipimpin oleh Sebagai berikut…
Perdana Menteri Sjahrir, dengan
anggotanya ialah :
1. Mr. Moh.
Roem, Mr. Amir
2. Sjarifoeddin,
3. Mr.
Soesanto Tirtoprodjo,
4. Dr. A.K.
Gani,
5. Mr. Au
Boediardjo.
Delegasi
Belanda dipimpin oleh Sebagai berikut…
· Prof. Scermerhorn, dengan
anggotanya ialah :
1. Max Van
Poll,
2. F. de
Baer
3. H.J. Van
Mook.
Sedangkan sebagai penengahnya adalah Lord Killearn, komisaris istimewa Inggris untuk Asia
Tenggara.
Gedung
perundingan linggarjati juga merupakan tempat tinggal sementara para delegasi
beserta pihak penengah yang bersidang di sini terdapat kamar dimanana Lord
killearn penengah dari Kerajaan inggris. Diruangan – ruangan terdapat berbagai
foto-foto salah satunya sketsa dan lukisan bung karno menghimbau agar
masyarakat menerima hasil perundingan Linggarjati demi persatuan dan kesatuan
Bangsa dalam bingkai kaca digantung di dinding.
Me with bapak Proklamasi sekaligus presiden pertama Republik Indonesia |
Di
halaman museum Linggarjati terdapat monumen peringatan perundingan
Linggarjati.monumen ini tingginya hampir 3 meter terdiri dari 3 bagian meliputi
dasar monumen,badan monumen berdasar warna hitam terdapat lukisan jabat tangan
antara delegasi Indonesia dengan kerajaan Belanda yang disaksikan Lord Killearn
penengah dari kerajaan Inggris yang berdiri di tengah-tengah dan dibawahnya
terdapat isi pokok-pokok perjanjian Linggarjati sedang dibagian puncak terdapat
batu hitam dengan lukisan 5 pilar masyarakat Indonesia
petani,agamawan,wanita,tentara,dan pemuda yang saling berangkulan sebagai
wujud kekuatan utama bangsa Indonesia yang teguh membela kepentingan bangsa dan
negara diatas kepentingan pribadi dibawah patung Garuda Pancasila sebagai alat
pemersatu seluruh komponen bangsa.
Museum
Linggarjati ini terbuka dan dapat
dikunjungi oleh umum dan dibuka setiap hari. Untuk hari Senin-Jumat dari jam
07.00-15.00 WIB, sedangkan hari Sabtu-Minggu dari jam 08.00-17.00 WIB. Untuk HTM
atau harga tiket masuk Cuma 2000 rupiah untuk dewasa dan seribu rupiah untuk
anak-anak. Cara mencapai daerah ini kalau melalui jalur pantura bisa lewat Kota
Cirebon Jawa Barat sekitar 25 KM kearah selatan menuju Kabupaten Kuningan.
Refernsi :
Berbagai sumber
Terimakasih, postingan-nya sangat bagus sekali. Senang sekali berkunjung ke blog anda. saya bantu share ya gan? semoga dapat bermanfaat buat kita semua. Amin :D :D
BalasHapusmantap artikel nya.
BalasHapus