Mengunjungi situs bersejarah adalah salah satu
hal yang menyenangkan bagi saya. Mengapa? Tentu karena keluar dari rumah dan
kantor merupakan refreshing dan berada ditempat baru yang belum pernah
didatangi adalah sebuah petualangan. Petualangan saya kali ini tidak terlalu
menguras energi seperti sebelumnya yaitu "Bertualang di Lembah Cilengkrang" dan "Kemping Cantik di Bumi Perkemahan Ipukan" yang harus mendaki gunung dan melewati lembah.
Namun lebih tentang eksplorasi intelektual kita dalam hal arkeologi atau ilmu
sejarah kebudayaan material. Ya,,
gampangnya kita akan mempelajari bebatuan peninggalan nenek moyang.
Seperti apa? seperti ini!
Tempat yang saya datangi ini bernama Situs
Purbakala Cipari. Situs ini sangat purba karena dari sumber yang saya peroleh
sudah ada sejak 10 ribu tahun yang lalu atau pada era megalitikum. (ayo,,
catatan sejarahnya dibuka lagi.hee.) dari
masyarakat yang hidup di daratan Sunda Besar (mencakup Sumatera, Jawa, dan
Kalimantan serta laut yang menghubungkan ketiganya pada masa purba). Jadi dalam blog ini sedikit pada pelajaran sejarah
zaman SMP kita dulu ya..
Lokasi Penemuan
Pertama kali
ditemukan pada tahun 1972, berupa komplek pekuburan. Lokasinya terletak di
Kampung Cipari, Desa Cigugur, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Jawa
Barat. Dengan luas 7.000 m2
terdiri dari lokasi taman dan museum.
Terletak pada ketinggian
661 m dari permukaan laut berada di kaki gunung Ciremai bagian timur dan bagian
barat kota Kuningan dan jarak dari Cirebon 35 km.
Situs
ini terhitung cukup lengkap menggambarkan kehidupan masyarakat pada masa itu.
Lokasi situs ini sekarang menjadi tujuan wisata pedagogi (Taman Purbakala
Cipari) dan dilengkapi dengan museum. Dan menurut saya lokasi ini sangat nyaman untuk
memberikan suasana baru yang asri dan udara segar yang jauh dari kebisingan
kota. Asal tahu aja, disekitaran ini masih sepi pedagang dan hanya dikelilingi
oleh pemukiman penduduk (hayuuk, sok yang mau buka lapak buat dagang, hehe)
Penemuan dan Penelitian
Meskipun tidak seperti museum purbakala yang ada di Sangiran Jawa Tengah
dengan penemuan fosil manusia purbanya. Tapi dalam museum Cipari cukup
memberikan petunjuk peninggalan benda-benda masa prasejarah. Cerita awal
penemuannya begini:
Pada tahun
1971 bapak Wijaya menemukan jenis yang mirip dengan batu yang pernah dipamerkan
di Gedung paseban Tri Panca Tunggal Cigugur. Informasi ini lebih diteliti oleh
bapak P. Djatikusuma dengan mengadakan penggalian percobaan dan menghasilkan
sebuah peti kubur batu, kapak batu, gelang batu dan gerabah. Penemuan ini
dilaporkan ke lembaga peninggalan nasional di Jakarta dan selanjutnya lembaga
Peninggalan Purbakala Nasional mengadakan penelitian dan penggalian dengan kronologi ekskavasi sbb:
-Tahun
1972 penggalian percobaan dengan tujuan penyelematan
-Tahun 1975 kegiatan penggalian total.
-Tahun 1976 pembangunan site museum taman purbakala Cipari
-Tanggal 23 Pebruari 1978 diresmikan oleh Menteri Pendidikan dak Kebudayaan Prof. Dr. Sjahrir Thayeb.
-Tahun 1975 kegiatan penggalian total.
-Tahun 1976 pembangunan site museum taman purbakala Cipari
-Tanggal 23 Pebruari 1978 diresmikan oleh Menteri Pendidikan dak Kebudayaan Prof. Dr. Sjahrir Thayeb.
Penemuan Benda Bersejarah
Benda-benda yang dipamerkan antara lain sebuah peti kubur batu yang merupakan satu ciri dari kebudayaan masa prasejarah. Kemudian perkakas dapur, gerabah, perunggu, dan bekas-bekas pondasi bangunan. Tidak
hanya artefak-artefak seperti yang saya sebutkan di atas saja yang terdapat
dalam situs Cipari ini melainkan masih banyak juga peninggalan-peninggalan
sejarah lain yang tak kalah menakjubkan seperti misalnya pintu gerbang arah
kiri ke kanan akan dijumpai menhir dengan tatanan batu, menhir dengan tatanan
lempengan batu sekeliling di bagian bawah kuburan.
Ada juga kapak batu sebagai hasil
kebudayaan manusia pada zaman itu. Kondisi objek situs pun masih tetap sama
sesuai dengan kondisi pertama kali ditemukan meski ada beberapa bagian yang
ditambahkan pada situs ini seperti misalnya lantai jalan setapak di taman
purbakala Cipari yang ditambahkan susunan lempeng batu yang diupayakan agar
serasi dengan peninggalan
megalitik yang dominan terbuat
dari batu.
Interpretasi
Situs Cipari
pernah mengalami dua kali masa pemukiman, yaitu masa akhir Neolitik dan awal pengenalan bahan perunggu yang berkisar
tahun 1000 SM sampai dengan 500 SM. Masyarakat pendukung kebudayaan di Situs Cipari telah mengenal organisasi
yang baik beserta kepercayaan yang erat bertalian dengan pemujaan nenek moyang
dengan adat mendirikan bangunan dari batu-batu besar atau megalitik. Dasar dari keseluruhan tradisi megalitik ini adalah kepercayaan akan adanya
hubungan erat antara yang masih hidup dengan yang telah mati atas kesejahteraan
manusia, ternak dan pertanian.
Tugu batu untuk pemujaan nenek moyang |
Juga terdapat keyakinan bahwa semua kebaikan atau tuah dari seorang kerabat yang telah mati dapat dipusatkan pada monumen-monumen yang didirikan untuk menjadi medium penghormatan, menjadi tahta kedatangan, sekaligus menjadi lambang bagi si mati. Jasa amal atau kebaikan dapat diperoleh dengan mengadakan pesta-pesta atau upacara-upacara tertentu yang mencapai titik puncaknya dengan mendirikan monumen-monumen tersebut. Kebaikan tidak hanya akan memberikan prestasi dam kehidupan tapi juga menjamin nasib yang lebih baik lagi dalam hidup sesudah mati nanti.Hal demikian menjadi pelindung tingkah laku seseorang dan pemusatannya kepada monumen akan menambah kekayaan, derajat, serta mempertinggi kesejahteraan beserta hasil cocok tanamnya.
Itu tadi sedikit “ekskavasi” tentang situs Purbakala Cipari yang saya
kunjungi di Kabupaten Kuningan. Ingin tahu sendiri lebih jauh kunjungi saja
kesana. Untuk harga tiket pas saya masuk kesana sih belum ada tarif yang pasti.
Karena sepertinya masyarakat Kuningan dan wisatawan belum terlalu tertarik
dengan wisata ini. Atau bisa jadi karena tidak adanya guide atau pemandu wisata
yang bisa menjelaskan nilai sejarah dibalik benda-benda ini agar wisatawan
lebih memahami ilmu arkeologi. jadi, kenapa tidak kita eksplor sendiri? supaya bisa kita banggakan bahwa Indonesia kaya akan peradaban bahkan sejak zaman batu... :)
Sumber:
pengalaman
http://id.wikipedia.org/wiki/Situs_Purbakala_Cipari
- dan beberapa sumber
lainnya
Mantap
BalasHapusterima kasih :)
Hapus