Nakula dan Sadewa
Dua kembar Pandhawa ini dilahirkan dari
ibu yang berbeda tidak dari Kunthi melainkan yaitu Madri. Meski demikian,
biarpun beda ibu Nakula dan Sadewa memiliki sifat yang utama pula seperti
ketiga kakaknya.Karena bagaimanapun juga mereka terlahir dari mantra yang sama
sehingga berayahkan dewa pula yaitu dewa Aswin.
Nakula
Seperti yang kita tonton dari serial sinetron d
ANTv, Nakula adalah saudara kembar Sadewa dan dianggap putra Dewa Aswin, dewa tabib kembar. Menurut kitab Mahabharata, Nakula sangat tampan dan sangat elok
parasnya dan menurut Dropadi, Nakula merupakan suami yang paling tampan di dunia. Namun, sifat buruk
Nakula adalah membanggakan ketampanan yang dimilikinya. Hal itu diungkapkan
oleh Yudistira dalam kitab Mahaprasthanikaparwa. Selain tampan, Nakula juga memiliki kemampuan khusus dalam merawat kuda
dan astrologi.
Si kembar Nakula dan Sadewa memiliki kemampuan istimewa dalam merawat kuda dan sapi. Nakula
digambarkan sebagai orang yang sangat menghibur hati. Ia juga teliti dalam
menjalankan tugasnya dan sejak kecil selalu mengawasi sifat jahil
kakaknya, Bima, dan bahkan terhadap senda gurau yang terasa serius. Nakula juga memiliki
kemahiran dalam memainkan senjata pedang.
Saat para Pandawa mengalami pengasingan di dalam hutan, keempat Pandawa (Bima, Arjuna, Nakula, Sadewa) meninggal karena meminum air beracun dari sebuah danau. Ketika sesosok
roh gaib memberi kesempatan kepada Yudistira untuk memilih salah satu dari
keempat saudaranya untuk dihidupkan kembali, Nakula-lah dipilih oleh Yudistira untuk hidup kembali. Ini karena
Nakula merupakan putra Madri, dan Yudistira—yang merupakan putra Kunti—ingin bersikap adil terhadap kedua ibu tersebut. Apabila ia memilih Bima
atau Arjuna, maka tidak ada lagi putra Madri yang akan melanjutkan keturunan.
Inilah sifat korsa, kasih sayang, dan keadilan dari kelima bersaudara Pandhawa.
Ketika para Pandawa harus menjalani masa penyamaran di Kerajaan Wirata, Nakula menyamar sebagai perawat kuda
dengan nama samaran Damagranti. Nakula turut serta dalam pertempuran akbar di Kurukshetra, dan memenangkan perang besar tersebut.
Nakula mempunyai watak jujur, setia, taat, belas kasih, tahu membalas guna
dan dapat menyimpan rahasia. Ia tinggal di kesatrian Sawojajar, wilayah negara
Amarta. Nakula mempunyai dua orang istri, yaitu:
·
Dewi Sayati puteri Prabu Kridakirata,
raja negara Awuawulangit, dan memperoleh dua orang putra masing-masing bernama
Bambang Pramusinta dan Dewi Pramuwati.
·
Dewi Srengganawati, puteri Resi
Badawanganala, kura-kura raksasa yang tinggal di sungai Wailu (menurut
Purwacarita, Badawanangala dikenal sebagai raja negara Gisiksamodra alias
Ekapratala) dan memperoleh seorang putri bernama Dewi Sritanjung. Dari
perkawinan itu Nakula mendapat anugrah cupu pusaka berisi air kehidupan bernama
Tirtamanik.
Dalam kitab Mahaprasthanikaparwa, yaitu kitab ketujuh belas dari seri Astadasaparwa Mahabharata, diceritakan bahwa Nakula tewas dalam
perjalanan ketika para Pandawa hendak mencapai puncak
gunung Himalaya. Sebelumnya, Dropadi tewas dan disusul oleh saudara kembar Nakula yang bernama Sadewa. Ketika Nakula terjerembab ke tanah, Bima bertanya kepada Yudistira perihal alasan kematian Nakula. Yudistira menjawab bahwa Nakula
sangat rajin dan senang menjalankan perintah kita. Namun Nakula sangat
membanggakan ketampanan yang dimilikinya, dan tidak mau mengalah. Karena
sikapnya tersebut, ia hanya hidup sampai di tempat itu. Setelah mendengar
penjelasan Yudistira, maka Bima dan Arjuna melanjutkan
perjalanan mereka.
Setelah selesai perang Bharatayuddha, Nakula diangkat menjadi raja negara
Mandaraka sesuai amanat Prabu Salya kakak ibunya, Dewi Madri. Akhir riwayatnya diceritakan, Nakula
mati moksa di gunung Himalaya bersama keempat saudaranya.
Sadewa
Sadewa merupakan
anggota Pandawa yang paling muda, yang memiliki
saudara kembar bernama Nakula. Meskipun kembar, Nakula dikisahkan
memiliki wajah yang lebih tampan daripada Sadewa, sedangkan Sadewa lebih pandai
daripada kembarannya. Dalam hal perbintangan atau astronomi,
kepandaian Sadewa jauh di atas murid-murid Drona yang
lain. Selain itu, ia juga pandai dalam hal beternak sapi. Maka ketika para
Pandawa menjalani hukuman menyamar selama setahun diKerajaan
Matsya akibat kalah bermain dadu melawan Korawa,
Sadewa pun memilih peran sebagai seorang gembala sapi bernama Tantripala.
Dalam penyamaran di Kerajaan Matsya, Sadewa berperan sebagai seorang
gembala sapi bernama Tantripala. Ia menyadari bahwa penderitaan para Pandawa
adalah akibat ulah licik Sangkuni. Maka ia pun bersumpah akan membunuh orang
itu apabila meletus perang saudara melawan Korawa. Setelah masa hukuman
berakhir, pihak Korawa menolak mengembalikan hak-hak Pandawa. Upaya perundingan
pun mengalami kegagalan. Perang di Kurukshetra pun meletus. Meskipun jumlah kekuatan pihak Pandawa lebih sedikit,
namun mereka memperoleh kemenangan.Pada hari ke-18 Sangkuni bertempur melawan
Sadewa. Dengan mengandalkan ilmu sihirnya, Sangkuni menciptakan banjir besar
melanda dataran Kurukshetra. Sadewa dengan susah payah akhirnya berhasil
mangalahkan Sangkuni dengan pedangnya.
Meskipun Sadewa merupakan Pandawa yang paling muda, namun ia dianggap
sebagai yang terbijak di antara mereka. Yudistira bahkan pernah berkata bahwa Sadewa
lebih bijak daripada Wrehaspati, guru para dewa. Sadewa merupakan ahli
perbintangan yang ulung dan mampu meramalkan kejadian yang akan datang. Namun
ia pernah dikutuk apabila sampai membeberkan rahasia takdir, maka kepalanya
akan terbelah menjadi dua.
Keahlian Sadewa dalam menebak masa depan terlihat pada peristiwa Pandhawa
kecil ketika Pandhu menjelang ajalnya. Nakula diberikan pertanda buruk yaitu
hatinya merasa tak tentram, Hal ini ia sampaikan pada ibunya Kunthi. Ternyata
benar,tak lama kemudian firasatnya terbukti. ayahnya Pandhu sedang berduaan
memanen bunga dengan ibunya Madri dikebun yang mengakibatkan peristiwa kutukan
terjadi. Yaitu bila Pandhu berhubungan seksual dengan istrinya, maka dia akan
mati.
Firasat lain yang benar tentang Sadewa adalah disaat Kunthi hendak
mengatakan bahwa Drupadi akan dibagi berlima, saat itu Sadewa telat datang dan
ingin mengabarkan firasat tentang pernikahan extra ordinary ini (Drupadi
menikahi 5 saudara Pandhawa). Namun karena memang takdir tak bisa ditolak, mau
tidak mau dia terlambat datang dan Kunthi sudah terlanjur mengatakannya agar
Drupadi di bagi 5.
Setelah kemenangan Arjuna atas sayembara memanah di Kerajaan Pancala, maka semua Pandawa bersama-sama menikah dengan Dropadi, putri negeri tersebut. Dari perkawinan
tersebut Sadewa memiliki putra bernama Srutakirti. Selain itu, Sadewa juga
menikahi puteri Jarasanda, raja Kerajaan Magadha. Kemudian dari istrinya yang bernama Wijaya, lahir seorang putra bernama
Suhotra.
Sadewa merupakan yang termuda di antara para Pandawa, yaitu sebutan untuk kelima putra Pandu, raja di Hastinapura. Sadewa dan saudara kembarnya, Nakula, lahir dari rahim putri Kerajaan Madra yang bernama Madri (dalam pewayangan disebut Madrim). Sementara itu ketiga kakak mereka,
yaitu Yudistira, Bimasena, dan Arjuna lahir
dari rahim Kunti. Meskipun
demikian, Sadewa dikisahkan sebagai putra yang paling disayangi Kunti. Hal ini
wajar, sebab biarpun bukan anak kandung Sadewa adalah anak bungsu dari Pandhu
dan Kunthi berlaku adil kepada kelima anaknya.
Karakter Sebelumnya:
- Karakter dalam Mahabharata (1)
- Karakter dalam Mahabharata (2)
- Karakter dalam Mahabharata (3)
- Karakter dalam Mahabharata (4)
- Karakter dalam Mahabharata (5)
saya paling suka banget sama karakter nakula sadewa hehe
BalasHapusok sip deh
Hapusoke, sip
BalasHapusterimakasih untuk infonya ini kawan
BalasHapussama2, teman
Hapuskalo untuk karakter gatot kacanya ada gak
BalasHapusbelum direview
HapusDitunggu karakter2 selanjutnya , sampe Abimanyu dan Gatot kaca . :)
BalasHapusterima kasih utk atensinya.
Hapusinsyallah ya.. :)