Peristiwa
ini berlangsung untuk mengawali rangkaian perayaan acara ulang tahun Kuningan dibulan september. Babarit! Yang kebetulan
diadakan dekat dengan tempat tinggal saya yaitu komleks stadion Mashud Wisnu
Saputra, tepatnya di Pandapa Paramarta. Acara ini cukup ramai, karena selain
dihadiri oleh pejabat-pejabat daerah, juga masyarakat berbondong-bondong untuk
menyaksikannya sendiri. Seperti apa acara Babarit itu?
Babarit disebut
pula sebagai hajat bumi atau syukuran. Babarit termasuk budaya sunda yang
sampai saat ini masih dilestarikan. Tidak hanya diKuningan namun daerah lain
yang juga masih tergolong masyarakat Sunda masih sering mnggelarnya. Babarit digelar satu tahun sekali, biasanya
digelar menjelang atau setelah panen padi. Acara babarit ini, merupakan tradisi yang sejak dulu rutin
dilaksanakan. Acara tradisi ini biasa digelar pada masa-masa menjelang tanaman
padi musim tanam pertama mau keluar bunga.
Istilah Babarit diambil dari istilah ngababaritan (berupa
acara syukuran dan doa) untuk kaum ibu yang sedang hamil. "Kalau dalam
satu keluarga ada ibu rumah tangga yang sedang hamil, keluarga yang
bersangkutan, pada jaman dulu suka mengadakan acara ngababaritan.
Seperti
yang biasa digelar di sejumlah pedesaan di Kuningan, prosesi babarit itu
diawali dengan do'a bersama, dan ditutup dengan makan bersama nasi kuning
tumpeng sajian pelengkap dalam prosesi tradisi tersebut. Tradisi babarit itu
Minggu (31/8/2014) ditampilkan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
Kuningan dalam rangka menyambut hari jadi Kuningan ke-516 tahun tanggal 1
September 2014.
Penampilan
tradisi babarit pada momentum hari jadi Kuningan itu merupakan yang ketiga
kalinya. Kali ini, prosesi babarit itu diisi oleh grup seni sunda Sekarwargi
Putra dari Desa Jamberama, Kecamatan Selajambe, Kuningan. Grup tersebutselama
ini merupakan pengiring prosesi babarit di desa tersebut.
Selain
itu, dalam tampilan babarit tersebut Kuningan juga menyertakan beberapa
masyarakat pelestari tradisi tersebut dari sejumlah desa lainnya. Babarit
seperti yang kami tampilkan saat ini, adalah sebuah prosesi tradisi sukuran
masyarakat agraris atas hasil panen yang telah diperoleh dan sekaligus memohon
perlindungan kepada Allah untuk dihindarkan dari berbagai masalah, baik yang
menyangkut pada tanaman pertanian maupun kehidupan masyarakat desanya, dibenarkan
pula salah seorang tokoh masyarakat pelestari tradisi babarit dari kelompok
lingkung seni Purwawirabuana, Kelurahan Cigugur, Kuningan Jani Karjani. Nah, setelah acara Babarit baru disambung dengan acara inti yaitu Pameran selama 7 hari dan karnaval selama sehari.
Dan
pertanyaan terakhir, kenapa saya tidak ada dalam foto-foto ini? Karena kabarnya
datang belakangan dan saya sedang belanja kepasar. Hahaha. Tapi santai.. Nasi
tumpeng yang sudah didoakan tetap kebagian. hehe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar