Kembali saya akan melanjutkan beberapa
karakter/tokoh dalam Mahabharata (walau agak telat ya... hehe) terutama versi serial yang ditayangkan AnTV.
Setelah saya review beberapa tokoh pendahulu kini saatnya masuk pada generasi
kedua Mahabharata yaitu pembahasan tentang kedua adik tiri Bisma dan adik-adik
iparnya. Saya usahakan akan disambung terus sampai keturunan Mahabarata yang terakhir ya..
Kakek-Nenek
Pandawa-Kurawa
1. Citranggada
Dalam Serial
Mahabharata Antv, Citranggada tidak terlalu penting untuk ditampilkan sehingga
hanya disebut namanya saja tanpa ada karakter yang memerankan. Pada dasarnya
Citranggada adalah anak sulung dari Santanu dan Satyawati sekaligus kakak dari
Wicitrawirya. Dalam cerita, Citranggada naik tahta hanya sebentar saja namun
kemudian terbunuh oleh seorang makhluk dari bangsa gaib / gandarwa (genderuwo).
Terbunuhnya
Citranggada terdapat 2 versi cerita. Pertama, Raja Citranggada memiliki nama
kembar dengan Raja dari bangsa Gandarwa. Mana mungkin dalam satu zaman ada 2
raja yang memiliki nama sama? Sehingga salah satunya harus tiada maka
terjadilah adu kekuatan yang menewaskan Citranggada bangsa manusia. Dalam versi
kedua, Citranggada merupakan Raja yang kejam dan lalim, sehingga menyulut
amarah dewa untuk menyingkirkannya. Dengan menyuruh bangsa Gandarwa yang
menyamar sebagai Raja, maka tidak mungkin ada raja kembar. Maka harus adu
kekuatan untuk menunjukkan siapa raja yang sebenarnya. Yang bertahan hidup dan
bisa membunuh yang lain, maka dia yang asli. Pada kenyataannya yang asli malah
terbunuh ditangan yang palsu. Dalam sekejap Citranggada palsu mengubah diri
menjadi bentuk wujudnya yang asli dan menyatakan mengapa dia melakukan itu
adalah untuk memusnahkan ketidakadilan yang dilakukan Citranggada.
1. Wicitra Wirya
Wicitra
wirya adalah harapan putra mahkota setelah Citranggada tiada. Berbeda jauh
dengan Bisma yang punya karakter kuat, di film ini Wicitra Wirya dikisahkan
sebagai “anak borju” yang macam anak pejabat jaman sekarang suka bikin onar dan
tak punya bakat menjadi seorang raja. Meski demikian, ibunya Satyawati selalu
memanjakannya dan menjadikan Bisma sebagai “tameng” untuk melindungi bahkan
mencarikan jodoh. Kelemahan karakter inilah yang membuat dia tidak begitu
penting sehingga hanya muncul di beberapa scene. Walaupun sebenarnya dia adalah
ayah dari Destrarastra, Pandu, dan Widura meski tidak secara biologis. Karena
harus mati secara tiba-tiba meregang nyawa ketika akan dinobatkan sebagai raja
sebelum sempat menjamahi kedua istrinya Ambika dan Ambalika yang secara jodoh
hasil kemenangan Bisma dalam mengikuti sayembara.
saking sedikit perannya di Mahabarata, sampai susah cari fotonya, hihi |
1. Amba, Ambika, dan Ambalika
Ketiga adalah
nama putri kakak beradik berdasarkan urutan namanya. Amba putri sulung, Ambika
putri kedua, dan Ambalika putri ketiga. Rencananya diadakan sayemwara untuk
mencari jodoh ketiga putri tersebut yang pada acaranya dihadiri oleh banyak pangeran
dipelosok bangsa Arya. Tak usah banyak teori seperti mandat ibunda ratu
Satyawati pasti Bisma-lah yang bisa memenangkan sayemwara itu. Namun ternyata
Putri Amba sudah memiliki tambatan hati seorang pangeran yang singkat cerita
pangeran tersebut terbunuh oleh busur Bisma yang tanpa anak panah. Melihat kejadian
itu, Amba sakit hati setengah mati. Apalagi mengetahui bahwa motivasi Bisma
memenangkan sayemwara itu bukan untuk menikahi para putri tapi mencarikan jodoh
bagi adiknya, membuat sang putri Amba merasa terhina.
Amba, putri cantik karena patah hati jadi penuh amarah sampai mati |
Merasa hancur,
karena idaman hatinya terbunuh dan terhina maka ia menuntut keadilan sampai naik
kepuncak gunung himalaya sendirian agar gurunya Bisma membalaskan dendam dan sakit
hatinya kepada muridnya itu. Meski awalnya tak mau, tapi karena merasa iba,
guru tersebut melakukan perlawanan terhadap muridnya. Takut akan bencana yang
akan terjadi, dewi Gangga ibu dari Bisma berdoa agar pertarungan ini dihentikan
oleh Dewa Shiwa. Walau berhasil dihentikan, Amba tetap tidak rela dan memilih
mati saja namun bersumpah bahwa reinkarnasi dari dirinya kelak akan menjadi
kematian dari Bisma.
Ambika, ibu Destrarastra |
Ambalika, ibu Pandhu |
Lalu bagaimana
dengan Ambika dan Ambalika? Nasib kedua putri ini hampir sama. Karena mereka
gadis penurut dan pasrah serta melihat ada masa depan yang cerah menjadi ratu
Hastina Pura, maka dengan senang hati dibawa pulang oleh Bisma untuk dijodohkan
dengan adik tirinya Wicitra Wirya. Perbedaan nasib mulai terlihat diantara
keduanya, setelah ditinggal mati sang suami tanpa meninggalkan keturunan. Mau tidak
mau mereka harus melakukan ritual niyog agar bisa hamil melalui bacaan mantra.
Meski dalam film tidak terlalu diceritakan secara detil, tapi menurut cerita
ketika menjalani ritual Ambika menutup mata selama ritual sehingga ketika lahir
bayinya buta tak lain adalah Destrarastra. Sedangkan Ambalika pucat pasi
sehingga bayi yang dilahirkan terkena sakit anemia yaitu Pandhu. Merasa tidak
puas, sang ratu Satyawati menyuruh pelayannya untuk melakukan ritual yang sama.
Namun karena dia pelayan yang penuh kepatuhan sehingga ketika melakukan ritual tersebut
dengan santai saja sehingga putra yang dilahirkan bersifat kalem dan bijaksana
yang bernama Widura.
Karakter Sebelumnya :
Karakter Selanjutnya:
Karakter Selanjutnya:
- Karakter dalam Mahabharata (3)
- Karakter dalam Mahabharata (4)
- Karakter dalam Mahabharata (5)
- Karakter dalam Mahabharata (6)
- Karakter dalam Mahabharata (7)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar