Bisa saja Anda menemukan makanan Rendang hampir
disetiap rumah makan Padang di seluruh penjuru
dunia, seperti Malaysia, Singapura, Brunei, Filipina, dan Thailand bahkan dibenua Amerika atau Eropa sekalipun. Meski demikian,
hanya makanan rendang Padang khas Indonesia-lah yang nikmatnya tiada duanya,
ini terbukti dengan disabetnya penghargaan peringkat pertama di World's 50
Most Delicious Foods (50 Hidangan Terlezat Dunia) yang digelar oleh CNN
International Pada tahun 2011. Sejak masuk dalam jajaran makanan terenak di
dunia popularitas rendangpun makin melejit. Tapi tahukah Anda dibalik
kenikmatan dan popularitas rendang ini
terdapat nilai historis, sosiologis, dan budaya didalamnya?
Rendang dalam Tradisi
Adat Budaya
Seperti halnya kain
tradisional batik, yang didalamnya coraknya mewariskan nilai ketekunan,
keuletan, dan kesabaran, begitupun rendang memiliki filosofi tersendiri bagi
masyarakat Minang Sumatera Barat. Rendang memiliki posisi terhormat dalam
budaya masyarakat Minangkabau yaitu musyawarah dan mufakat. Ha
tersebut terlihat dari komposisi bahan makanannya yang terdiri dari empat bahan
pokok melambangkan keutuhan masyarakat Minang, yaitu:
- Dagiang (daging sapi), merupakan lambang dari "Niniak Mamak" (para pemimpin Suku adat).
- Karambia (kelapa), merupakan lambang "Cadiak Pandai" (kaum Intelektual).
- Lado (cabai), merupakan lambang "Alim Ulama" yang pedas, tegas untuk mengajarkan syariat agama.
- Pemasak (bumbu), merupakan lambang dari keseluruhan masyarakat Minangkabau.
Dalam tradisi Minangkabau, rendang adalah hidangan yang wajib disajikan
dalam setiap perhelatan istimewa, seperti berbagai upacara adat
Minangkabau, kenduri, atau menyambut tamu kehormatan. Dalam perkembangannya disajikan
pula diacara besar lain seperti khitanan, ulang tahun, pernikahan, barzanji, atau perhelatan
keagamaan, seperti Idul Fitri dan Idul Qurban.
Rendang diduga sudah ada sejak zaman dahulu, Kelahirannya tak luput dari
pengaruh beberapa negara, misalnya bumbu-bumbu dari India yang diperoleh
melalui para pedagang Gujarat, India. Karena diaduk terus-menerus, rendang identik
dengan warna hitam dan tidak memiliki kuah. Menurut Sejarawan Universitas Andalas, Prof. Dr. Gusti Asnan rendang sudah mulai
menyebar di Indonesia dan semenanjung Malaya sejak awal abad ke-16. Hal ini
karena orang Minang senang merantau dan berdagang diluar daerahnya dan seringkali
membawa rendang sebagai bekal perjalanannya. Menjadikan rendang sebagai bekal
perjalanan bukan tanpa alasan karena sifatnya Hal ini karena rendang kering
sangat awet, tahan disimpan hingga berbulan lamanya. Akhirnya masakan inipun
berkembang semakin luas terutama setelah rantauan orang Minang ini mulai
mendirikan bisnis makanannya didaerahnya yang baru. Antara lain mulai dari
Mandailing, Riau, Jambi, hingga ke negeri seberang di Negeri Sembilan yang banyak dihuni
perantau asal Minangkabau. Karena itulah rendang dikenal luas baik di Sumatera
dan Semenanjung Malaya.
Macam - Macam Olahan Rendang
Semakin tingginya minat masyarakat terhadap kuliner rendang, semakin banyak
pula jenis rendang yang ditawarkan. Rendang yang umumnya menggunakan daging
sapi, ternyata dikenal pula berbagai jenis bahan daging lainnya yang dimasak
sesuai bumbu dan cara membuat rendang. Variasi rendang antara lain.
- Rendang daging (Randang dagiang): rendang daging sapi, kerbau, kambing atau domba. Adalah jenis rendang yang paling lazim ditemukan.
- Rendang ayam: Rendang yang terbuat dari daging ayam
- Rendang bebek (Randang itiak): Rendang yang terbuat dari daging bebek
- Rendang hati: Rendang yang terbuat dari hati sapi
- Rendang telur (Randang talua): Rendang yang terbuat dari telur ayam, khas Payakumbuh
- Rendang paru: Rendang yang terbuat dari paru-paru sapi, khas Payakumbuh
- Rendang ikan tongkol: Rendang yang terbuat dari ikan tongkol
- Rendang suir: Rendang khas Payakumbuh yang dibuat dari daging ayam atau sapi yang serat dagingnya disuir atau diurai kecil-kecil. Rendang suir mirip abon, akan perbedaannya adalah serat dagingnya lebih besar dan bumbu rendang keringnya yang khas.
Rendang Kemasan (Sumber: kaskus.co.id) |
Tidak itu saja, kecintaan terhadap rendang juga membuat para penggemarnya
tak kehabisan ide untuk mengkombinasikannya kedalam makanan modern seperti
burger dan mi instan. Dan yang paling inovatif adalah rendang kemasan yang dikemas layaknya kornet atau
sarden. Meskipun dijual dalam kemasan, namun rendang Padang ini rasanya
tetap istimewa karena memakai bumbu-bumbu dan rempah asli bukan instan. Hal itu
terbukti dari daya tahan rendang yang bisa mencapai 6 bulan bahkan setahun lamanya.
Uniknya rendang kemasan ini ternyata banyak diminati juga oleh masyarakat yaitu
dengan banyaknya para jemaah haji dan
umroh juga banyak yang membawa bekal rendang Padang untuk dibawa untuk
dinikmati ketanah suci karena kepraktisannya.
Referensi:
·
http://www.restumande.com/content/rendang-halal-kini-siap-go-internasional
aku bangga dengan kuliner Indonesia yang kaya apalagi rendang makanan favoritku. :))
BalasHapus