Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dalam rentang waktu
yang singkat telah menjadi salah satu fondasi bangunan bagi masyarakat modern.
Termasuk dalam dunia pendidikan bahwa penguasaan teknologi informasi dan
komunikasi menjadi bagian dari jantung pendidikan bersama dengan membaca,
menulis, dan berhitung. Untuk itulah UNESCO bermaksud untuk memastikan bahwa
semua negara baik yang telah maju maupun
sedang berkembang, telah memiliki akses terhadap fasilitas-fasilitas pendidikan
yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi atau dikenal dengan konsep
E-Learning. Lalu seperti apa baiknya implementasi E-Learning bagi guru dan
siswa Indonesia agar bisa memainkan peranya yang utuh dalam masyarakat modern
dan memberikan sumbangsih bagi bangsa yang berpengetahuan?
sumber : fgcu.edu |
Pengertian
E-Learning
E-Learning secara umum dipahami merupakan pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang
memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer dan/atau Internet. E-Learning sering pula dipahami
sebagai suatu bentuk pembelajaran berbasis web yang bisa diakses dari intranet
di jaringan lokal atau internet. Pada dasarnya ada dua jenis sistem distribusi
materi e-Learning yaitu secara on-line
baik melalui jaringan lokal maupun internet, dan distribusi secara off-line menggunakan media
CD/DVD pun termasuk pola e-Learning. Ada beberapa pengertian berkaitan dengan
e-Learning antara lain :
a. Pembelajaran jarak jauh, E-Learning yang dimaksud yaitu secara fisik pembelajar tidak harus menghadiri kelas. Pembelajar bisa berada di Semarang, sementara “instruktur” dan pelajaran yang diikuti berada di tempat lain, di kota lain bahkan di negara lain.
a. Pembelajaran jarak jauh, E-Learning yang dimaksud yaitu secara fisik pembelajar tidak harus menghadiri kelas. Pembelajar bisa berada di Semarang, sementara “instruktur” dan pelajaran yang diikuti berada di tempat lain, di kota lain bahkan di negara lain.
b.
Pembelajaran dengan perangkat komputer, E-Learning disampaikan
dengan memanfaatkan perangkat komputer. Pada umumnya perangkat dilengkapi
perangkat multimedia, dengan cd drive
dan koneksi Internet ataupun Intranet lokal.
c.
Pembelajaran formal vs. Informal, E-Learning bisa
mencakup pembelajaran secara formal maupun informal. E-Learning secara formal,
misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes
yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati
pihak-pihak terkait (pengelola e-Learning dan pembelajar sendiri). E-Learning bisa juga dilakukan
secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya melalui sarana mailing list, e-newsletter atau
website pribadi, organisasi dan perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa,
program, pengetahuan atau keterampilan tertentu pada masyarakat luas (biasanya
tanpa memungut biaya).
Pendekatan Terhadap Pengembangan E-Learning
untuk Guru dan Siswa di Sekolah
Integrasi
pengembangan E-Learning dalam dunia pendidikan memerlukan berbagai pendekatan
demi menyesuaikan pilihan apa yang dipercaya paling sesuai dengan situasi dan
budayanya yang unik. Dalam sekolahpun, berbagai unit atau mata pelajaran
mungkin menggunakan pendekatan-pendekatan yang berbeda. Beberapa
pendekatan-pendekatan yang dapat diintegrasikan untuk pengembangan E-Learning
antara lain :
1.
Pemunculan
Pendekatan penerapannya berhubungan dengan sekolah pada tahap awal
pengembangan E-Learning. Sekolah mulai membeli perangkat komputer dan software.
Pada fase awal ini, para administrator dan guru baru mulai mengeksporasi kemungkinan-kemungkinan
dan konsekuensi-konsekuensi dari penambahan teknologi Informasi dan komunikasi
kepada manajemen sekolah dan kurikulum. Sekolah masih berakar kuat pada praktik
tradisional yang berpusat pada guru. Kurikulum ynag memfokuskan pada keterampilan-keterampilan
dasar dan pengetahuan tentang E-Learning membantu gerakan pada pendekatan
berikutnya.
2.
Penerapan
Pendekatan penerapan berhubungan dengan sekolah-sekolah yang
didalamnya telah berkembang pemahaman baru tentang kontribusi E-Learning bagi
pendidikan. Pada fase ini administrator dan guru menggunakan teknologi
komunikasi dan informasi dalam manajemen sekolah dan kurikulum. Guru masih
mendominasi lingkungan belajar dan akses siswa kepada teknologi adalah melalui
satu atau dua komputer kelas dan lab-lab komputer. Hingga fase ini, teknologi
berbasis komputer masih bersifat bidang mata pelajaran yang terpisah.
3.
Penanaman
Pendekatan penanaman berhubungan dengan sekolah-sekolah yang saat
ini mempunyai jajaran teknologi berbasis komputer di pelbagai laboratorium,
kelas wilayah administrasi. Guru mulai mengembangkan cara baru untuk mengubah
produktivitas personal dan praktik profesional. Kurikulum mulai menggabungkan
bidang – bidang mata pelajaran untuk merefleksikan aplikasi-aplikasi dunia yang
nyata. Akses siswa terhadap teknologi memungkinkan mereka untuk memilih
program-program E-Learning yang menstimulasi pembelajaran dan mendemonstrasikan
pengetahuan mereka di sepanjang bidang mata pelajaran. Sekolah menyediakan
kelenturan dengan mengkombinasikan materi pelajaran dan waktu.
4.
Pentranformasian
Pendekatan pentransformasian terkait dengan sekolah-sekolah yang
telah menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara kreatif untuk memikirkan
ulang dan memperbaiki organisasi sekolah. E-Learning menjadi bagian integral
dari produktivitas personal sehari-hari dan praktik profesional meski tidak
kentara. Fokus kurikulum lebih berpusat pada siswa dan mengintegrasikan mata
pelajaran dalam aplikasi-aplikasi dunia nyata. Akses siswa pada teknologi
adalah luas dan tida terbatas. Bahkan mereka lebih bertanggung jawab terhadap
pembelajaran dan penilaian mereka
sendiri.
Aplikasi E-Learning bagi Pendidikan Nasional
Beragamnya latar
belakang sosial budaya dan ekonomi siswa di pelbagai wilayah Indonesia tentunya
memerlukan pendekatan yang sesuai dengan kapasitas sekolah masing-masing. Perlu
perlakuan yang berbeda dalam aplikasi E-Learning antara sekolah-sekolah dikota
besar pulau Jawa dengan sekolah–sekolah didesa daerah pedalaman luar Jawa. Itu sebabnya
perlu keterlibatan komunitas yang mencakup orang tua, keluarga, bisnis,
industri, agensi pemerintah, yayasan swasta, organisasi sosial, keagamaan dan profesi,
serta lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah-sekolah kejuruan dan
universitas-universitas. Sampai saat ini proyek-proyek E-Learning terus
dikembangkan terutama dari pihak pemerintah dan swasta salah satunya berupa: Internet
Masuk Desa.
sumber : http://berpikirbisnis.wordpress.com |
Pendirian
Jaringan Internet Desa merupakan program guna membangun kehidupan masyarakat
yang lebih baik, khususnya masyarakat pedesaan. Dengan membangun tower share
internet akan memudahkan akses internet yang bisa digunakan secara bersama-sama
oleh warga masyarakat pedesaan. Hal ini akan banyak berguna sekaligus menunjang
kegiatan masyarakat desa dalam berbagai aspek meliputi: pendidikan, pertanian,
peternakan, pembangunan SDM, latihan ketrampilan, puslitbang, dokumentasi, dan
lain sebagainya. Hal ini akan banyak
berguna sekaligus menunjang kegiatan masyarakat desa dalam berbagai aspek
meliputi: pendidikan, pertanian, peternakan, pembangunan SDM, latihan ketrampilan,
puslitbang, dokumentasi, dan lain sebagainya.
Kecenderungan
untuk mengembangkan e-learning sebagai salah satu alternatif pembelajaran di
berbagai lembaga pendidikan dan pelatihan semakin meningkat sejalan dengan
perkembangan di bidang teknologi komunikasi dan informasi. Infrastruktur di
bidang telekomunikasi yang menunjang penyelenggaraan e-learning tidak lagi
hanya menjadi monopoli kota-kota besar, tetapi secara bertahap sudah mulai
dapat dinikmati oleh mereka yang berada di kota-kota di tingkat kabupaten.
Artinya, masyarakat yang berada di kabupaten telah dapat menggunakan fasilitas
internet.
Dengan
menggunakan pendekatan yang terintegrasi, salah satu kegiatan guru adalah
menyeleksi dengan cermat berbagai teknologi yang akan digunakan sehingga dapat
memenuhi kebutuhan para siswa dalam memahami materi secara efektif dan ekonomis.
Masuknya pengaruh globalisasi, pendidikan masa mendatang akan lebih bersifat
terbuka dan dua arah, beragam, multidisipliner, serta terkait pada
produktivitas kerja juga semakin kompetitif. E-Learning menjadi kebutuhan
masyarakat Indonesia untuk mewujudkan pendidikan nasional yang merata seluruh
Indonesia.
Referensi:
- Unesco. 2002.Teknologi Komunikasi dan Informasi dalam Pendidikan. Jakarta. GP Press. Penerjemah; Rusli
- http://elearning.gunadarma.ac.id/index.php?option=com_content&task=view&id=13
- http://mycoolworld-ahmedblog.blogspot.com/2008/07/manfaat-e-learning-bagi-pembelajaran.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar