Setiap bangsa dalam setiap zamannya
pasti terlahir manusia unggulan yang melalui idenya dapat muncul sebuah perubahan
untuk peradaban. Bagi bangsa Indonesia, hadirlah seorang Soekarno yang sosoknya
luar biasa berpengaruh tidak hanya bagi rakyatnya namun juga bangsa lain
didunia. Banyak hal menarik tentang sosoknya yang bisa kita gali terlebih
terhadap sumbangsihnya terhadap kejayaan negeri ini. Apa saja karakter Soekarno
yang membuatnya pantas diberi gelar manusia luar biasa?
Banyak pengamat tak hanya bangsa
sendiri namun juga dari barat mengatakan bahwa selama 100 tahun belum tentu di
Indonesia lahir seorang Tokoh seperti Soekarno. Ia merupakan seorang pemimpin
besar, orator hebat, diplomat ulung, dan ideolog. Kepercayaannya sejak kecil
tentang kemuliaan, kepeloporan, dan kepemimpinan, telah mendorongnya untuk
menyebarkan kebenarannya. Gambaran diri yang fiktif dan mistis ini pula yang
memberinya kepercayaan diri untuk tampil berapi-api didepan lautan massa.
Mantan presiden AS, Richard Nixon, pernah mengatakan bahwa ada 3 pemimpin bekas
negara-negara jajahan yang secara khusnus memikat imajinasi dunia. mereka
adalah Nkrumah dari Ghana, Soekarno dari Indonesia, dan Jawaharlal Nehru dari
India. Ketiga tokoh ini berhasil membebaskan diri mereka dari kekuasaan
kolonial. Mereka juga menerjunkan diri dengan penuh ambisi dan gelora politik
Internasional Dunia Ketiga. Soekarno, menurut Nixon, adalah contoh terbaik dari
seorang pemimpin revolusioner yang mampu meruntuhkan suatu sistem, walau tidak
dapat memfokuskan perhatiannya untuk membangunnya kembali.
Soekarno (6 Juni 1901- 21 Juni
1970) lahir di Surabaya dari pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu
Nyoman Rai. Ia mendapat gelar Doctor Honoris Causa dari 26 universitas didalam
dan diluar negeri. Selain dari universitas terkemuka di Indonesia seperti UGM,
UI, ITB, UnPad, UnHas, IAIN Jakarta, juga dari perguruan tinggi mancanegara,
diantaranya: Columbia University (AS), Berlin Uniersity (Jerman), Lomonosov
University (Rusia), Al-Azhar University
(Mesir), dll. Meskipun dirinya seorang Insinyur lulusan teknik dari Hoogre
Burger School (HBS) sekarang disebut ITB. Soekarno juga menguasai berbagai bidang
keilmuan seperti sosial politik, hukum, sejarah, dan filsafat.
Ilmu yang dimilikinya tak sekadar
teori, dalam prakteknya ia melakukan tahap-tahap perjuangan untuk mencapai
Indonesia Merdeka, yaitu: Pertama,
agitasi massa yang menggugah semangat nasional (nationale geest). Kedua,
menggembleng semangat nasional menjadi tekad nasional (nationale will). Ketiga,
tekad nasional yang diwujudkan dalam aksi massa atau tindakan nasional yang
nyata (nationale daad). Pendek kata,
menggalang kekuasaan dan menggunakan kekuasaan tersebut (machtsvorming en machtsaanwending).
Hal menonjol lain dari pribadi
Soekarno adalah sikap politik yang mandiri melalui ajaran Trisakti, yaitu:
1. Berdaulat
dalam politik
2. Berdiri
diatas kaki sendiri (berdikari) dalam ekonomi
3. Berkepribadian
di bidang budaya
Menurut Soekarno, kolonialisme
dan kapitalisme melahirkan struktur masyarakat yang eksploitatif. Oleh karena
itu, tidak ada pilihan lain bagi dirinya selain berjuang untuk secara politis
menentang kolonialisme dan kapitalisme. Mengenai sikap kerasnya tersebut ada
sebuah kisa menarik. Pada suatu pagi diawal tahun 1923, sebagai seorang
mahasiswa, Soekarno dipanggil untuk menghadap Rektor Technische Hoge School
(THS), yakni Profesor Klopper. Sang professor mengatakan, “Kamu harus berjanji
bahwa sejak sekarang kamu tak akan lagi ikut-ikutan dengan gerakan politik.”
“Tuan,” jawab Soekarno, “Saya berjanji untuk tidak akan mengabaikan
kuliah-kuliah yang tuan berikan disekolah.” “Bukan itu yang saya minta,”
sanggah profesor. “Tetapi hanya itu yang bisa saya janjikan, Profesor.” Jawab
Soekarno lagi.
Salah satu daya tarik sekaligus
kekuatan Soekarno terletak pada kemampuannya berpidato. Pada zamannya, orang
rela berdesakan demi mendengarkan pidato Soekarno yang disiarkan radio. Ribuan
rakyat selalu antusias menghadiri rapat raksasa yang menampilkan orasi Bung
Karno. Ketika komunikasi lisan populer, pidato bapak proklamator itu mendapat
tempat untuk didengarkan juga dipatuhi.
Soekarno mengakui menyerap
ideologi dari berbagai sumber. Dia belajar kebudayaan Jawa dan mistik dari
neneknya. Ketika Soekarno masih berusia sekitar 5 hingga 6 tahun, dia punya
kekuatan supranatural. “Kakek dan nenek mengatakan aku punya kekyatan gaib,”
kata Soekarno. Setiap kali ada tetangganya yang sakit, Soekarno kecil diminta
neneknya untuk menyembuhkannya. “Dengan lidahku, aku menjilati bagian yang
dirasakan sakit. Anehnya, orang itu sembuh,” kata Soekarno. Kekuatan gaibnya
menghilang ketika dia menemukan kekuatan pidatonya didepan rakyat. Sejak saat
itulah lidah saktinya menyihir orang lewat berpidato. Pada tahun 1928, seminggu
sekali dia keliling kota Bandung untuk berpidato. “Aku memekik-mekik kepada
ratusan rakyat yang menyemut ditanah lapang.” Katanya.
Selama kejayaannya banyak
prestasi yang ditorehkan, selain Proklamasi, dia juga menjadi pelopor KAA atau
Konferensi Asia Afrika yang akhirnya mengilhami terciptanya Gerakan Non Blok.
Dia juga terbiasa berpidato tanpa teks bahkan dalam bahasa Inggris sekalipun,
pidatonya yang terkenal berjudul “To Build The World A New” yang merupakan
anjuran dunia tanpa kolonialisme dan penjajahan.
Gejala berbahasa Soekarno
merupakan fenomena langka yang mengundang kagum banyak orang. Kemahiranya
menggunakan bahasa dengan segala macam gaya berhubungan dengan kepribadiannya.
Dia pernah berucap, “Hai Pemuda! Ini dadaku! Mana dadamu? Aku titipkan negeri
ini padamu! Tak usah 100.. Tak perlu 1000.. Beri aku 10 pemuda. Akan kuguncang
dunia...”
Courtesy:
Soekarno, Biografi Singkat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar