Setelah
membahas salah satu kepribadian yaitu elemen kesadaran, kini perkenalkan
ketidaksadaran yaitu unsur yang lebih dalam dari kesadaran yang sering kali
memotivasi tanpa kita sadari. Ketidaksadaran terdapat 2 jenis, yaitu
ketidaksadaran personal dan ketidaksadaran kolektif. Adapun pengertian dan
perbedaannya adalah sebagai berikut:
1. Ketidaksadaran Personal
Ketidaksadaran
ini bersifat relatif, artinya kadang disadari namun kadang juga tidak.
Seseorang mungkin sadar bahwa ucapannya tidak memerhatikan perasaan orang lain,
tapi dilain waktu dia tidak sadar saat melakukannya lagi. Isi ketidaksadaran
personal masih bisa menjalin kontak dengan kesadaran.
Dalam
ketidaksadaran ada unsur kompleks yang terdiri dari sekumpulan perasaan,
pikiran, dan persepsi yang berhubungan dengan suasana emosional tertentu. Kita
kadang-kadang menemukan diri kita atau orang lain menjadi sangat sensitif
dengan kata atau ucapan tertentu. Inilah yang disebut kompleks. Kompleks
seringkali bersumber dari pengalaman-pengalaman yang tidak menyenangkan dimasa
lalu.
Dalam
praktiknya, jung mengidentifikasikan komplek ini dengan stimulasi berupa kata.
Teknik ini dikenal dengan nama asosiasi kata (word association). Bila seseorang
mendengar kata “ibu”, lalu dia memberi isyarat perasaan tidak nyaman, maka kata
itu menampilkan kompleksnya. Bisa jadi bahwa orang itu memiliki pengalaman yang
tidak menyenangkan dengan ibu yang direpresi dalam ketidaksadaran personalnya.
Kompleks
juga bisa keluar lewat mimpi. Orang umumnya menganggap mimpi sebagai bunga
tidur . mimpi membawa pesan penting dari ketidaksadaran kita. Dapat terjadi
bahwa seseorang bermimpi ibunya ingin membunuh dia. Padahal dalam kenyataan,
sang ibu sangat mencintainya. Mimpi seperti ini bisa mengatakan tentang konflik
dengan ibu jauh dimasa lalu yang belum terselesaikan.
2. Ketidaksadaran Kolektif
Pada
level yang lebih dalam dari ketidaksadaran personal terdapat ketidaksadaran
kolektif atau ketidaksadaran yang yang dimiliki bersama semua manusia. Ketidaksadaran
ini ada pada setiap orang, dibawa sejak lahir, dan diwarisi dari leluhur kita. Didalam
ketidaksadaran terdapat arketipe. Aretipe ini dapat dijumpai dalam setiap
budaya masa lalu, sekarang, dan akan datang. Singkatnya, arketipe itu abadi
dalam kehidupan seluruh manusia. Arketipe menjadi kekuatan psikis yang paling
dasar dalam kepribadian manusia.
Arketipe
bisa tampil dalam beragam simbol, namun makna yang dibawanya tetap sama. Ini
bisa diibaratkan dengan berbagai jenis pohon yang menarik makanan dari bumi
yang sama. Begitupun jiwa kita, ada berbagai macam orang dan budaya. Ada 5
arketipe yang sangat umum ditemui, yaitu persona, bayangan (shadow),
anima-animus, kepribadian mana, dan self.
·
Persona
Persona adalah kesan perilaku yang
ingin ditampilkan dalam berhubungan sosial. Berasal dari bahasa Yunani yang
berarti topeng, diera Yunani kuno pemain-pemain drama sering kali
menggunakannya untuk pentas panggung. Bisa dikatakan persona adalag berakting.
Kita kadang memerlukannya untuk menghindari benturan dengan tuntutan sosial
supaya diterima oleh masyarakat. Karena kegunaan utamanya adalah untuk diterima
dalam pergaulan sosial. Ironisnya banyak orang stres karena tidak bisa bebas
menunjukkan diri mereka yang sesungguhnya. Inilah pentingnya mengakurkan
orisinalitas pribadi dengan tuntutan sosial.
·
Shadow
(Bayangan)
Shadow adalah sisi gelap dari psike
kita yang sering kali disembunyikan atau dihambat perkembangannya. Shadow
adalah sisi kepribadian kita yang negatif dan seringkali ditolak dalam
kepribadian kita. Shadow sering dianggap membahayakan ego. Dalam mimpi shadow
muncul tokoh “jahat” yang sejenis kelamin dengan orang ya ng bermimpi, seperti
saudara perempuan atau laki-laki, teman akrab, atau orang yang asing buat kita.
Penting diingat bahwa shadow memang negatif, tapi ia adalah bagian dari
kepribadian kita entah ditolak atau diterima.
·
Anima dan
Animus
Anima adalah jiwa perempuan yang ada
pada seorang pria dan Animus adalah jiwa laki-laki yang ada dalam seorang
perempuan. Jadi sifatnya kontraseksual. Anima bercirikan lemah lembut, manja,
sabar, penyayang, menerima, dekat dengan alam, atau mudah memaafkan. Sementara
Animus bercirikan tegas, senang mengontrol, argumentatif, bertanggungjawab,
atau punya semangat juang.
Anima dan Animus juga mendiami
ketidaksadaran kolektif kita. Setiap laki-laki punya komponen feminin dan
setiap perempuan punya komponen maskulin. Kalaupun kita berhasil menekannya
kebawah sadar, kita tanpa sadar akan memproyeksikannya keluar. Itulah alasan
mengapa pria yang emosional cenderung memilih wanita yang kalem. Sedangkan
wanita yang emosional cenderung menyukai pria yang cerdas.
·
Kepribadian
Mana
Mana adalah kebijaksanaan dalam diri
setiap orang, berasal dari bahasa polinesia yang berarti kekuatan suci atau
ilahi. Menurut Jung mana adalah kekuatan dalam psike kita yang dahsyat. Dalam
mimpi dan mitologi, kepribadian Mana biasanya muncul dalam figur yang sejenis
kelamin dengan orang yang bermimpi. Figur itu dipandang sebagai figur yang
mulia atau agung, Ibu yang Agung (The Great Mother), orang tua yang bijak (the
wise old man). Mereka tampil sebagai superman, superwoman, atau guru yang
mulia. Singkatnya, mereka muncul sebagai pahlawan besar.
·
Self
Self bisa diterjemahkan sebagai diri yang
terdalam. Self terletak dilapisan terdalam sekaligus menjadi pusat
ketidaksadaran kolektif. Self inilah yang ingin diwujudkan dalam kesadaran
setiap orang supaya bisa menjadi pribadi yang sehat. Dalam mimpi, self
menggambarkan kekuatan dan sosok yang terkesan aneh dan tidak dikenali
(impersonal). Simbol self biasanya muncul lewat tampilan orang, binatang, atau
benda aneh lainnya dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar