Seorang pengembara datang ke
sebuah kampung yang sedang membangun sebuah gedung. Disana ada dua orang yang
sedang mengangkut batu. Jaraknya cukup jauh dan matahari memang sedang
terik-teriknya. Anehnya kedua orang pengangkut batu itu memiliki ekspresi wajah
yang berbeda. Yang satu cemberut dan terlihat terus menerus mengeluh. Yang satu
lagi terlihat bahagia.
Sipengembara ini bertanya kepada
si Pencemberut, “Apa yang sedang kamu kerjakan, sahabatku?” Orang ini melotot
sebentar dan menjawab sambil lalu, “Banyak tanya, sudah tahu sedang mengangkut
batu. Lihatlah betapa banyak batu yang harus aku pindahkan ke bangunan itu!”
Pada orang kedua, si Pengembara
bertanya lagi, namun mendapatkan jawaban yang berbeda, “Batu-batu ini akan
menjadi sebuah masjid yang megah. Disana kami bisa berkumpul bersama, sesuatu
yang sangat kami inginkan. Kelak batu-batu ini akan menjelma menjadi
kebahagiaan kami semua, dan nama Allah akan disebut dengan mesra berkat
batu-batu ini.
***
Demikianlah gambaran niat,
keduanya memaknai pekerjaan, apa yang dikerjakan, apa tujuan, dan bagaimana
dirinya terlibat dengan pekerjaannya secara berbeda-beda. Niat menentukan
bagaimana kita bisa teris berbahagia melalui sejumlah kesusahan atau seperti
orang pertama yang justru mengeluh padahal sebentar lagi mendapat kebahagiaan. Niat
orang kedua itulah yang harus selalu kita hadirkan dalam hati. Niat jenis ini
dapat menarik unsur-unsur, kejadian-kejadian, situasi-situasi,
hubungan-hubungan yang diperlukan untuk memenuhi hasil yang diniatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar