Konon ikan tongkol dan ayam
jantan bersahabat akrab. Persahabatan mereka bertahan begitu lama. Ah, mana
mungkin? Ikan tongkol tinggal dilaut, sementara ayam jantan hidup didarat.
Bagaimana mereka bertemu?
Setiap pagi ayam jantan yang
gagah itu rajin membangunkan seluruh temannya dan juga para penduduk desa.
Ikan-ikan tongkol yang tidur dipinggir pantai pada malam hari juga terangun
karena mendengar kokokan ayam jantan. Mereka merasa sangat terbantu sehingga
ikan tongkol sangat berterimakasih kepada siayam. Maka terjadi persahabatan
diantara mereka.
Suatu ketika ada seorang nelayan
yang hendak mengadakan pesta pernikahan anaknya secara besar-besaran.
Makanan-makanan enak, beraneka hiburan, dan beberapa tabuhan alat musik akan
dihadirkan supaya acara berlangsung meriah. Kala itu para ayam berencana mengundang
sahabat dekatnya yakni ikan tongkol. Pikirnya, para ikan tongkol pasti akan
sangat senang karena mereka belum pernah melihat acara seperti ini. Para ikan
tongkolpun menerima undangan sahabatnya dengan sangat gembira.
“wahai, sahabatku, kami sangat
senang menerima undangan kalian. Tetapi, kami mempunyai satu permintaan,” kata
pemimpin ikan tongkol. “Apa permitaanmu sahabatku?” sahut siayam jantan
penasaran. “jika fajar akan datang, beritahukan kepada kami lebih awal supaya
kami bisa kembali ke laut.” Jawabnya. “Ah.., tentu , Sahabatku. Engkaupun tahu,
kita adalah sahabat yang saling membantu. Akupun taak ingin kalian nanti celaka
didarat nanti.”
Saat malam acara dimulai, para
tamu undanganpun telah datang. Demikian juga para ikan tongkol telah datang
berbondong-bondong ke acara itu. Mereka datang dengan menyelinap pelan-pelan ke
daratan. Mereka juga mencari tempat bersembunyi dikolong-kolong dan
tempat-tempat yang gelap supaya orang-orang disana tidak dapat melihat mereka.
Acarapun berlangsung dengan
sangat meriah sampai larut malam. Semua yang hadir sangat terhibur. Begitu juga
ikan-ikan tongkol yang hadir secara sembunyi-sembunyi. Mereka sangat senang dan
terhibur, sampai-sampai mereka tertidur pulas dikolong-kolong.
Beberapa jam kemudian, pagi
merekah. Namun seluruh ayam yang ada disana pun ikut tidur terlelap. Mereka
lupa untuk berkokok pagi ini karena kesiangan. Akhirnya apa yang ditakutkan
para ikan tongkol benar-benar terjadi. Seluruh ikan tongkol terperanjat saat
mereka bangun. Ternyata matahari sudah menyengat tubuh mereka.
“Hah! Kita kesiangan.
Teman-teman, bangun! Bangun! Bangun!!! Ikan tongkol membangunkan teman-teman
mereka satu persatu. Merekapun bergegas mencoba kembali ke laut. Namun, apa
daya, darat sudah menjadi kering dan mereka hanya bisa berhamburan melompat tak
beraturan. Para nelayan terkejut melihat banyak sekali ikan tongkol didekat
rumah mereka. Akhirnya mereka beramai-ramai menangkap ikan-ikan tongkol itu.
Suara lompatan-lompatan ikan
tongkol dan gaduh para penduduk
membangunkan para ayam yang masih tidur. Ayam jantan yang telah berjanji kepada
ikan tongkol sangat kaget dan menyesali kelalaiannya. Ikan-ikan tongkol sangat
marah kepada ayam jantan. “Hei, ayam jantan! Kami tak akan lupa dengan
perbuatan kalian yang mencelakai kami ini. Mulai saat ini, rakyat kami akan
memangsa semua ayam, terutama kalian.” Kata ikan tongkol yang sangat marah.
Akhirnya persahabatan mereka harus
berakhir. Sejak itu para nelayan dapat dengan mudah menangkap ikan-ikan tongkol
dilaut, yaitu hanya dengan cara menggunakan bulu ayam jantan untuk memancing
mereka.
(Cerita Rakyat dari Kepulauan Riau)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar