Pada satu dekade yang lalu, mungkin Kinahrejo belum begitu akrab ditelinga masyarakat seperti sekarang. Namun, setelah
peristiwa meletusnya gunung Merapi tahun 2010, semakin mencuatkan
pemberitaan desa Kinahrejo dimedia massa. Dan tidak sekadar terkenal karena letusan Merapi, desa ini ternyata memiliki ciri khas tersendiri dan patut dikategorikan
sebagai surga yang tersembunyi. Seperti apakah ciri khas dan keajaiban alam
dibalik desa Kinahrejo ini?
Desa Kinahrejo (Sumber:yogyakarta.panduanwisata.com) |
Erupsi Gunung Merapi 2010
Peristiwa erupsi Merapi tidak lepas dari istilah “Wedhus Gembel”, julukan untuk
awan piroklastik atau awan panas yang bersuhu mencapai 1000 derajat Celsius hampir
memiliki kecepatan 700 km/jam. Dengan kata lain mustahil ada manusia yang mampu
menghindar seketika dari kejaran awan panas ini. Berasal dari bahasa jawa
“Wedhus” yang berarti kambing, dan “Gembel” adalah nama jenis kambing yang
berbulu putih tebal atau sejenis domba. Masyarakat awam Jawa wilayah Yogyakarta
dan sekitarnya memberi istilah “Wedhus Gembel” untuk awan piroklastik yang
keluar dari Gunung Merapi, disebabkan wujudnya yang menyerupai wedhus gembel
atau kambing domba. Wedhus gembel inilah pertanda penting bahwa Gunung Api akan
meletus sehingga menyebabkan ribuan orang harus mengungsi, terancam kehilangan
mata pencaharian, menderita gangguan kesehatan, bahkan beberapa terpaksa meregang
nyawa karena terpapar langsung oleh “Wedhus Gembel”.
Dijuluki "Wedhus Gembel" karena wujud kemiripannya seperti kambing Domba |
Dari desa Kinahrejo ini muncullah seorang tokoh fenomenal yaitu
Mbah Maridjan Sang Juru Kunci Merapi. Juru kunci disini berarti penjaga dan
yang paling mengerti seluk beluk dari tempat yang dijaganya yaitu Gunung
Merapi. Mbah Maridjan sendiri menjadi juru kunci adalah tugas yang diembannya
dari kesultanan Yogyakarta. Seperti halnya abdi dalem yang mendedikasikan
seumur hidup melayani keluarga keraton, begitu pula dedikasi Mbah Maridjan
mengabdikan diri seumur hidup menjadi juru kunci Merapi. Walaupun sebelumnya sempat
selamat dari lelehan lahar dingin Merapi pada tahun 2006 yang membuatnya
terkenal se-Indonesia. Akan tetapi, saat puncak erupsi yang terjadi yaitu pada
tanggal 26 Oktober 2010 lalu Mbah Maridjan turut meninggal akibat awan panas
bersama korban-korban lain yang kebanyakan merupakan pengikut setianya.
Mbah Maridjan Sang Juru Kunci Merapi (Sumber: nasional.inilah.com) |
Daya
Tarik Wisata Alam dan Budaya Ciri Khas Kinahrejo
Seperti surga tersembunyi, sebelum
terjadi letusan Gunung Merapi disertai awan panas tahun 2010 silam, Desa
Kinahrejo hanya diketahui segelintir wisatawan lokal maupun mancanegara yang
hobi hiking. Hal ini Karena Kinahrejo adalah yang terdekat sekaligus menjadi
pintu masuk menuju pendakian gunung merapi. Selain panoramanya yang sangat
menawan, Kinahrejo juga memiliki tujuh mata air dan tersedia banyak fasilitas seperti treeking,
camping ground, outbond area, kali kuning, dan kali adem. Semua hal tersebut
merupakan surga bagi siapa saja yang ingin melepaskan diri dari kepenatan
hiruk-pikuk kota untuk sejenak menikmati
suasana yang indah, nyaman dan segar daerah Lereng Merapi.
Walau bisa dikatakan keindahan-keindahan itu telah
terkubur bersama Erupsi Merapi 2010, namun Kinahrejo tetap tidak kehilangan
pesonanya malah semakin populer saja. Kinahrejo kini menyajikan suguhan wisata
lain dari pada yang lainnya. Betapa tidak? Bila sebelumnya Kinahrejo merupakan
lukisan alam atas anugrah kebaikan Tuhan kepada manusia. Kinahrejo kini seperti
menjelmakan diri sebagai lukisan atas kemarahan Tuhan kepada manusia melalui
amukan lahar dingin gunung Merapi. Tidak hanya berawang-awang saja mengenai
bagaimana ganasnya wedhus gembel dan lahar dingin, wisatawan yang datang
mengunjungi desa Kinahrejo disuguhi bagaimana akibat-akibat langsung dari
lelehan lava Gunung merapi. Mulai dari rumah-rumah yang ambruk, pohon-pohon
subur yang seketika gersang, abu-abu
vulanik dimana-mana, lahar dingin yang berupa pasir setebal satu meter atau
lebih, jatuhnya bebatuan gunung yang
besarnya seukuran becak atau bajai, dan masih banyak lagi. Hal inilah yang
menarik wisatawan untuk menjadikan desa Kinahrejo sebagai daerah wisata Lava
Tour.
Keadaan Kinahrejo pasca erupsi Merapi untuk Lava Tour (Sumber: yogyatrip.com) |
Apakah sampai disitu saja daya tarik Kinahrejo?
Ternyata tidak. Selain wisata alam yang mengagumkan, Kinahrejo menyimpan daya
tarik budaya yang usianya sudah lebih dari 700 tahun terjaga hingga kini yaitu
upacara adat Labuhan Gunung Merapi. Upacara
labuhan merupakan salah satu upacara adat warisan zaman kerajaan Mataram Islam
pada abad ke-13, hingga sekarang masih diselenggarakan secara teratur dan masih
berpengaruh dalam kehidupan sosial penduduk di Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta. Masyarakat meyakini bahwa dengan upacara labuhan secara tradisional
akan terbina keselamatan, ketentraman dan kesejahteraan masyarakat dan negara.
Upacara labuhan diselemggarakan oleh pihak keraton, namun dalam pelaksanaannya
di lapangan, rakyat juga turut serta atas dasar perasaan ikut memiliki upacara
adat itu dan menganggap upacara labuhan adalah suatu kebutuhan tradisional yang
perlu dilestarikan.
Awalnya Labuhan dikaitkan dengan
para leluhur dan makhluk-makhluk halus tersebut jelas merupakan kultus leluhur,
animisme dan dinamisme. Pada perkembangannya upacara itu dipadukan dengan unsur-unsur
agama Islam yang dengan diiringi doa dan solawat. Ada mantera-mantera yang
diucapkan dalam bahasa Arab dan menurut kaidah-kaidah yang berlaku. Ada pula
yang dibacakan dengan ucapan yang bercampur baur antara bahasa Jawa dan Arab. Upacara
labuhan dilakukan secara resmi dalam rangka peristiwa-peristiwa penting
seperti Penobatan Sultan, Peringatan hari Ulang Tahun Penobatan Sultan
yang disebut "Tingalan Panjenengan" atau "Tingalan Dalem
Panjenengan" atau "Tingalan Jumenengan",Peringatan hari
"windo" hari ulang tahun penobatan Sultan. "Windon" berarti
setiap delapan tahun. Selain itu, upacara labuhan dapat juga diselenggarakan
untuk memenuhi hajat tertentu dari Sri Sultan, misalnya apabila Sri Sultan
menikahkan putera-puterinya.
Upacara Labuhan Merapi tempo dulu (oldlook.indonesia.travel) |
Labuhan yang yang biasanya diselenggarakan setiap Bulan Rajab dalam
penanggalan jawa / Islam bersifat religius. Hanya boleh dilakukan atas titah
serta atas nama raja sebagai kepala kerajaan, kepala pemerintahan dan pemangku
adat keraton. Pada pelaksanaan di luar keraton sampai ditempat upacara labuhan,
harus dengan tata cara protokoler yang ketat yang dipimpin oleh juru kunci
Merapi. Juru kunci adalah pelaksana yang bertindak atas nama raja. Ia juga adalah
punggawa kraton yang diangkat dari kalangan rakyat setempat. Juru kunci diberi
hak untuk memiliki benda-benda yang telah selesai dilabuh, tatapi seringkah
juga benda-benda tersebut diperebutkan oleh para pembantu juru kunci tersebut.
upacara tradisional yang langka ini banyak menarik minat wisatawan untuk
menyaksikannya. Karena upacara Labuhan ini tidak saja telah memenuhi ketentuan
tradisi yang dijunjung tinggi, tetapi sekaligus juga merupakan obyek wisata
yang sangat dikagumi oleh para wisatawan.
Lokasi,
Peta, Jalur Perjalanan
Desa Kinahrejo terletak di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan,
Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Jogyakarta. Untuk
mencapai Kinahrejo bisa menempuh 2 jalur utara dan jalur selatan. Kalau melalui jalur utara ke selatan dari kota Semarang yaitu dapat melalui kota
Magelang dan Muntilan dengan menggunakan bus pariwisata maupun kendaraan pribadi
baik roda dua ataupun roda empat. Sedangkan melalui jalur selatan dari arah
kota Yogya ke Gunung Merapi, dapat melewati Jalan Kaliurang dengan menggunakan
kendaraan sejenis.
Lihat Desa Kinahrejo di peta yang lebih besar
Cindera
Mata Khas Kinahrejo, Sleman, dan Sekitarnya
Berkunjung kedaerah wisata hambar
rasanya bila tanpa membawakan cindera mata bagi orang-orang tercinta dirumah. Tidak
terlalu jauh dari Kinahrejo, di pinggir-pinggir jalan utama daerah Sleman dan
sekitarnya tidak jarang terlihat kios-kios yang menjajakkan barang kesenian
yang berasal dari batuan. Sebut saja patung mulai dari ukuran kecil sampai
besar, pot tanaman, cobek, batuan ukir untuk hiasan taman, dan sebagainya.
Tentunya dengan harga yang sangat terjangkau bahkan bila kita pandai menawar
bisa mendapatkan dengan harga yang murah dan kualitas bagus. Uniknya, bukan
hanya karena produk-produk itu hasil hand-made atau kerajinan tangan penduduk
setempat. Melainkan juga bahan materialnya sendiri berupa batuan hitam yang
diambil melimpah dari alam yaitu
muntahan lahar dingin yang keluar dari Gunung Merapi yang biasanya
mengalir kesungai-sungai dibawahnya.
Kerajinan dari batu didaerah lereng Merapi (Sumber:information.wisno.co.id) |
Tidak sedikit kerajinan-kerajinan yang
dihasilkan oleh penduduk-penduduk lereng Merapi
diekspor hingga keluar negeri. Hal tersebut berkat keunikan dan
keawetannya yang terbuat dari material muntahan lava Gunung Merapi. Kerajinan tersebut pastinya menjadi produk
unggulan kelas dunia mengingat Merapi adalah Gunung Berapi yang paling aktif
didunia. Dimana secara periodik menyemburkan lahar dingin baik dalam intensitas
tinggi seperti bencana erupsi maupun intensitas rendah berupa hujan gunung yang
tidak begitu kentara.
Bagaimana menurutmu? Kinahrejo Suatu
destinasi wisata yang menarik bukan? Selain menyuguhkan wisata Lava, ternyata
ada nilai budaya, sejarah, mistis, religi, dan belanja yang bisa dinikmati
disana. Jadi mari nikmati wisata di surga tersembunyi desa Kinahrejo sambil
naik Daihatsu Teriosnya ya.. hehe
Courtesy:
Berbagai sumber
Courtesy:
Berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar