Obyek Wisata Guci bermula
setelah ditemukannya sumber mata air di Desa Guci dan diteliti tidak
mengandung racun. Maka pada tahun 1974 pemandian air panas dibuka untuk umum dengan fasilitas yang masih alami dan belum dibuat seperti sekarang ini. Pemandian Air Panas Guci ada sekitar 10 air
terjun yang terdapat di daerah Guci. Objek wisata Pemandian Air Panas Guci ini
terletak di kaki Gunung Slamet bagian utara dengan ketinggian kurang lebih
1.050 meter dari kota Slawi sekitar 30 km atau dari kota Tegal berjarak tempuh
sekitar 40 km ke arah selatan.
Air yang mengalir dari
pancuran objek wisata ini dipercaya bisa menyembuhkan penyakit seperti rematik,
asam urat, dan berbagai jenis penyakit kulit. Khususnya Pemandian Pancuran 13 yang
memang memiliki pancuran berjumlah tiga belas buah. Agak jauh sekitar satu
kilometer, terdapat air terjun dengan air dingin bernama Air Terjun Jedor.
Pemandian Air Panas Guci ini biasanya
ramai dikunjungi pada malam Jumat Kliwon. Banyak orang yang ngalap berkah.
Konon, kalau mandi pada jam dua belas malam dengan memohon sesuatu, permohonan
apapun akan dikabulkan. Kepercayaan ini sudah turun-temurun, hat tersebut
dipengaruhi oleh legenda bahwa air panas Guci adalah air yang diberikan
Walisongo kepada orang yang mereka utus untuk menyiarkan agama Islam ke Jawa
Tengah bagian barat di sekitar Tegal.
Konon tempat itu merupakan daerah kekuasaan dayang Nyai Roro Kidul yang bertugas di wilayah sungai sebelah utara Gunung Slamet atau lebih dikenal Kali Gung. Dinamakan Kali Gung sebab bersinggungan dengan mata air yang agung
yakni aliran mata air panas yang melimpah sepanjang tahun, dayang Nyai
Roro Kidul bernama Nyai Rantensari yang berwujud naga maka di Pancuran 13 tersebut dibuat Patung Naga untuk mengingatkan akan daya mistis yang ada dikawasan Obyek Wisata Guci.
Di kawasan tersebut juga terdapat pohon beringin dan pohon karet yang sudah ratusan tahun yang konon ditanam oleh keturunan Kyai Klitik yang bernama Eyang Sudi Reja dan Mbah Abdurahim pada tahun 1918. Dengan maksud agar daerah tersebut tidak mudah longsor, kuat serta rindang. Sampai sekarang pemandian air panas Guci menyimpan misteri kegaibannya sebab merupakan peninggalan para wali terdahulu penyebar agama islam, dan masih banyak tempat – tempat yang menyimpan sejarah seperti petilasan Kyai Mustofa dan makamnya di Pekaringan berjarak 5 KM dari Desa Guci , Kyai Mustofa adalah seorang ulama keturunan kanjeng Sunan Gunungjati yang syiar Islam kemudian bertapa di Desa Guci pada zaman cucu Kyai Klitik. Ulama inilah yang memberi nama air terjun di sebelah atas Pemandian Pancuran 13 yaitu Curug Serwiti sebab banyak muncul burung serwiti dan diatas curug itu ada lagi sebuah curug yang indah bernama Curug Jedor yang tidak pernah diketahui asal muasal nama tersebut.
Karena air itu ditempatkan di sebuah
guci (poci), dan berkhasiat mendatangkan berkat, masyarakat menyebut lokasi
pemberian air itu dengan nama Guci. Tapi karena air pemberian wali itu sangat
terbatas, pada malam Jumat Kliwon, salah seorang sunan menancapkan tongkat
saktinya ke tanah. Atas izin Tuhan, mengalirlah air panas tanpa belerang yang
penuh rahmat ini. Begitulah asal muasalnya..
Nah, fasilitas yang dapat dinikmati di Pemandian Air Panas Guci ini telah tersedia
berbagai macam fasilitas seperti penginapan, wisata hutan (wana wisata), kolam
renang air panas, lapangan tennis, lapangan sepak bola, Hotel,Vila , bumi
perkemahan, dan water Boom. Disana terdapat persewaan kuda untuk
berkeliling dan melihat Pemandian Air Panas Guci. Sehingga wisatawan dapat
menikmati pemandangan tanpa merasa lelah dan sekaligus bisa belajar menunggang
kuda. Silakan mampir..
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus